TUGAS MAKALAH
“Atletik”
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
Nama : Wahyu Listiawan
Kelas : VIII
SMP NEGERI 50 OKU
TAHUN AJARAN 2017/2018
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Atletik
adalah cabang olahraga yang di dalamnya terdiri atas nomor jalan, lari, lempar,
dan lompat. Kata atletik berasal dari bahasa Yunani athlon yang berarti
“berlomba”. Atletik merupakan cabang olahraga yan diperlombakan pada Olimpiade
Pertama pada 776 SM
Dalam
Olimpiade, atletik merupakan salah satu olahraga yang paling banyak menyediakan
medali emas. Setiap pemecahan rekor dalam cabang olahraga atletik merupakan
suatu catatan sejarah di setiap olimpiade.
B.
TUJUAN
Mengetahui tentang atletik di dunia dan sejarah nya serta peraturan
– peraturan nya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Atletik
“atletik” berasal dari kata Yunani “athlon” yang
berarti berlomba atau bertanding. Kita dapat menjumpai pada kata “penthalton”
yang terdiri dari kata “pentha” berarti lima atau panca dan kata “athlon”
berarti lomba. Arti selengkapnya adalah “panca lomba” atau perlombaan yang
terdiri dari lima nomor.
kita mengatakan perlombaan atletik, pengertiannya adalah
meliputi perlombaan jalan cepat, lari, lompat, dan lempar, yang dalam bahasa
Inggris digunakan istilah “track and field”. Kalau diterjemahkan dalam bahasa
Indonesia berarti perlombaan yang dilakukan di lintasan (track) dan di lapangan
(field). Istilah “athletic” dalam bahasa Inggris dan “atletik” dalam bahasa
jerman mempunyai pengertian yang luas meliputi berbagai cabang olahraga yang
bersifat perlombaan atau pertandingan, termasuk renang, bola basket, tenis,
sepakbola, senam dan lain-lain.
B.
Macam – macam Atletik
Antara
lain adalah, jalan cepat, marathon, sprint, lari jarak jauh, lompat jauh,
lombat gala, dan lain-lain.
1. Estapet
Lari
ini berjarak 400 m. Lari estapet adalah lomba antar tim. Inilah satu-satunya
lomba beregu yang ada di cabang atletik.
Ada 4 orang atlet lari terpilih di setiap timnya. Pelari tercepat di tim
tersebut akan mengambil posisi terakhir.
Kondisi kritis kadang
terjadi ketika seorang pelari memberikan tongkat kepada pelari berikutnya.
Kalau tongkat tersebut terjatuh, maka sepersekian detik terbuang percuma.
2. Lompat
Gala
Walaupun cabang atletik satu ini tidak terlalu terkenal,
lompat gala mempunyai tingkat kesulitan khusus. Bila teknik melompat
salah, gala yang dipakai dapat saja mengenai tubuh atlet yang bisa menyebabkan
luka serius. Gala yang mempunyai panjang 4-5 meter terbuat dari fiberglass -dulunya
terbuat dari bambu.
Setiap
pelompat mempunyai kesempatan tiga kali untuk melewati mistar yang dinaikan
8-15 cm. Bila lompatan ketiga gagal, maka pelompat tersebut didiskualifikasi.
3. Maraton
Olahraga atletik ini sudah cukup terkenal di kalangan masyarakat.
Saking terkenalnya olahraga yang biasanya menempuh jarak 42 km, 195 meter,
sehingga ada perlombaan maraton yang mampu menyedot ribuan orang untuk
menontonnya.
Misalnya
lomba maraton tahunan yang diselenggarakan di Boston, Massachusetts;
London, Inggris; Berlin, Jerman; and New York.
Hadiah yang disediakan oleh penyelenggara pun cukup menggiurkan. Bisa jutaan
rupiah atau ribuan dolar Amerika.
4. Sprint
atau Lari Jarak Dekat
Bila diadakan dalam ruangan, jarak yang ditempuh biasanya,
50 meter, 60 meter, 100 meter, 200 meter, 400 meter. Di luar ruangan, jarak
yang ditempuh biasanya, 100 meter, 200 meter, dan 400 meter. Sprint merupakan
olah raga utama di atletik. Begitu banyak sensasi yang terjadi di olah raga
ini.
Pemecahan rekor dunia yang
mencapai di bawah 10 detik, benar-benar membuat mata para penonton tidak
berkedip melihat para pelari tercepat dunia berlaga di arena lintasan
lari.mTubuh-tubuh atlet yang tipis dengan rambut cepak untuk mempermudah aliran
udara, pakaian khusus yang bisa membuat para pelari berlari lebih cepat dan
cepat lagi, membuat sprint semakin tegang dan menantang untuk dilihat
5.
Lompat Jauh
Olah raga satu ini sebenarnya sangat sederhana. Tapi
kenyataannya tidak mudah untuk melambungkan tubuh agar
bisa mencapai jarak yang sejauh-jauhnya. Atlet lompat jauh berlari dari jarak
45 meter, lalu melompat ke lintasan yang telah ditentukan. Banyak atlet yang
didiskualifikasi karena melewati garis lompatan.
6. Lempar
Lembing
Olah raga ini tidak terlalu populer tapi tetap menarik untuk
dibicarakan. Atlet memegang lembing dan melemparkannya setelah memulai gerakan
hanya sejauh 4 meter. Panjang lembing untuk atlet pria,
260 meter, sedangkan untuk atlet wanita, 220 meter aja. Cukup panjang.
Mmebutuhkan ketahanan tubuh dan kekuatan fisik yang sempurna untuk mampu
melemparkan lembing tersebut sejauh-jauhnya.
7. Jalan
cepat
Adalah gerak maju dengan melangkah tanpa adanya hubungan
terputus dengan tanah. Setiap kali melangkah kaki depan harus menyentuh tanah
sebelum kaki belakang meninggalkan tanah. Saat melangkah satu kaki harus berada
di tanah, maka kaki tersebut harus lurus/ lutut tidak bengkok dan tumpuan kaki
dalam keadaan posisi tegak lurus.
8. Lari
Gawang
Gerakan lari gawang, baik itu 100m, 110m, 200m, 400m putri
atau 400m untuk putra, Pada waktu pengambilan gawang atau melampaui gawang,
harus dilakukan dengan cepat dan secara berurutan, lancar dan rilaks,
diusahakan tidak melayang terlalu lama sehingga kecepatan dapat dipertahankan.
Usahakan waktu diatas gawang dalam keseimbangan yang sebaik-baiknya, dengan
badan condong ke depan.
Hal
yang perlu diperhatikan pada waktu melewati gawang :
Bertolak dari jarak 1,95 – 2,15 m di depan gawang, kaki
lurus mendarat ± 1,05 – 1,45 m di depan gawang. Ayunan kaki ke depan dengan
lutut yang tidak kaku. Lengan diayunkan sewajarnya, lengan di depan didorong ke
depan setinggi mata lainya dan dipergunakan untuk menjaga keseimbangan.
Bungkukkan badan ke depan mendapat paha dari kaki yang diayunkan ke depan.
Sehingga pada waktu di atas gawang kecondongan badan dipertahankan. Di atas
gawang kaki belakang ditarik ke depan dengan gerakan yang beruntun, posisi kaki
terlipat, paha terbuka ke samping, telapak kaki diputar kearah luar, dan
rata-rata di atas gawang. Usahakan waktu melampaui gawang titik ketinggian
berada tepat di atas gawang, tidak di depan atau dibelakang gawang. pusatkan
Posisi Pandangan ke depan bagian atas gawang.
Star
dan mengambil gawang pertama merupakan hal yang menentukan bagi seorang pelari
gawang, terutama lari gawang 100 meter wanita dan 110 meter pria. Star harus
dilakukan dengan kecepatan tinggi dan tidak mengurangi kecepatan saat mengambil
gawang pertama. kelancaran mengambil gawang pertama ini sangat berpengaruh pada
pengambilan gawang berikutnya.
Kesehatan Jasmani
Mengenai definisi kesegaran jasmani ada
beberapa ahli memberikan pengertian sebagai berikut : Sadoso Sumosardjuno
(1989 : 9) mendefinisikan Kesegaran Jasmani adalah kemampuan seseorang untuk
menunaikan tugasnya sehari-hari dengan gampang, tanpa merasa lelah yang
berlebihan, serta masih mempunyai sisa atau cadangan tenaga untuk menikmati
waktu senggangnya dan untuk keperluan-keperluan mendadak. dengan kata lain
Kesegaran jasmani dapat pula didefinisikan sebagai kemampuan untuk
menunaikan tugas dengan baik walaupun dalam keadaan sukar, dimana orang yang
kesegaran jasmaninya kurang, tidak akan dapat melakukannya. Agus Mukhlolid,
M.Pd (2004 : 3) menyatakan bahwa Kesegaran Jasmani adalah kesanggupan dan
kemampuan untuk melakukan kerja atau aktivitas, mempertinggi daya kerja dengan
tanpa mengalami kelelahan yang berarti atau berlebihan.
Sumosardjuno dan Giri Widjojo menyatakan kesegaran
jasmani adalah kemampuan tubuh untuk menyesuaikan fungsi alat-alat
tubuh dalam batas fisiologi terhadap keadaan lingkungan atau kerja fisik secara
efisien tanpa lelah berlebihan. Suratman (1975) kesegaran jasmani adalah suatu
aspek fisik dari kesegaran menyeluruh (total fitness) yang memberi kesanggupan
kepada seseorang untuk menjalankan hidup yang produktif dan dapat menyesuaikan
pada tiap pembebanan atau stres fisik yang layak.
B. Fungsi Kesegaran Jasmani
Kesegaran
Jasmani mempunyai fungsi yang sangat penting bagi kehidupan
seseorang dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Kebugaran jasmani berfungsi
untuk meningkatkan kemampuan kerja bagi siapapun yang memilikinya sehingga
dapat melaksanakan tugas-tugasnya secara optimal untuk mendapatkan hasil yang
lebih baik. Dari hasil seminar kebugaran jasmani nasional pertama yang dilaksanakan
diJakarta pada tahun 1971 dijelaskan bahwa fungsi kebugaran jasmani adalah
untuk mengembangkan kekuatan, kemampuan, dan kesanggupan daya kreasi serta daya
tahan dari setiap manusia yang berguna untuk mempertinggi daya kerja dalam
pembangunan dan pertahanan bangsa dan negara.
Fungsi khusus dari kesegaran jasmani terbagi menjadi tiga
golongan sebagai berikut:
a. Golongan pertama yang berdasarkan
pekerjaan
Misalnya kebugaran jasmani bagi olahragawan untuk
meningkatkan prestasi, kebugaran jasmani bagi karyawan untuk meningkatkan
produktivitas kerja, dan kebugaran jasmani bagi pelajar untuk mempertinggi
kemampuan belajar.
b. Golongan kedua berdasarkan keadaan
Misalnya kebugaran jasmani bagi orang-orang cacat untuk
rehabilitasi, dan kebugaran jasmani bagi ibu hamil untuk mempersiapkan diri
menghadapi kelahiran.
c. Golongan ketiga berdasarkan umur
Bagi anak-anak untuk merangsang pertumbuhan dan
perkembangan, dan kebugaran jasmani bagi orang tua untuk meningkatkan daya
tahan tubuh ( Agus Mukholid, M.Pd, 2004 : 3).
C. Komponen-komponen Kesegaran Jasmani
·
Kesegaran jasmani terdiri dari dua bagian, yaitu :Kesegaran
jasmani yang berhubungan dengan kesehatan (healtah related
fitness)terdiri dari : daya tahan jantung paru (cardiorespiatory), kekuatan
otot, daya tahan otot, fleksibilitas, dan komposisi tubuh.
·
Kesegaran jasmani yang berhubungan dengan keterampilan
(skill related) terdiri dari : kecepatan, power, keseimbangan, kelincahan,
koordinasi dan kecepatan reaksi (Mutohir dan Gusril, 2004 :72)
Menurut Sadoso Sumosardjuno (1989 : 9), mengelompokkan
Kesegaran jasmani dalam 4 komponen pokok diantaranya :
·
Ketahanan jantung dan peredaran darah (cardiovascular
endurance)
·
Kekuatan (strength)
·
Ketahanan otot (muscular endurance)
·
Kelenturan (flexibility)
Berdasarkan uraian di atas, dapat disarikan bahwa
komponen-komponen pokok yang berkaitan dengan kesegaran jasmani, yaitu:
·
Kesanggupan dan kemampuan (kapasitas) seseorang dalam
melakukan tugas sehari-hari.
·
Meningkatkan daya kerja terutama fungsi jantung, peredaran
darah, paru dan otot.
·
Tanpa mengalami kelelahan yang berarti, yakni : adanya
pemulihan kembali.
·
Masih memiliki cadangan energi
·
Secara umum membantu peningkatan kualitas hidup seseorang.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kesegaran jasmani
adalah aspek-aspek kemampuan fisik yang menunjang kesuksesan seseorang dalam
melakukan berbagai aktivitas dalam kehidupannya. Semakin tinggi tingkat Kesegaran
jasmani seseorang, maka semakin besar pula kemungkinannya untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan dan semakin besar pula untuk menikmati kehidupan.
D. Cara Meningkatkan Kesegaran Jasmani
Untuk peningkatan dan pemeliharaan kebugaran jasmani tidak
terlepas dari latihan jasmani yang membina keseimbangan unsur kesegaran
jasmani. Untuk membina atau memelihara kesegaran jasmani, salah satu caranya
adalah dengan melakukan latihan fisik atau latihan jasmani. Suatu latihan yang
dimaksudkan untuk meningkatkan kesegaran jasmani, harus dilakukan menurut
aturan atau cara tertentu. Hal ini berkaitan pula dengan jenis kegiatan
jasmani yang terbagi dalam beberapa jenis, yaitu kegiatan yang bersifat aerobic
(latihan yang membutuhkan oksigen) dan kegiatan yang bersifat anaerobic
(latihan yang tidak membutuhkan oksigen), dan yang tergantung pada
keterampilan. (Sadoso Sumardjuno, 1989 : 12) menyatakan bahwa untuk
meningkatkan dan mempertahankan kesegaran jasmani dengan baik, haruslah memenuhi
tiga macam takaran, antara lain sebagai berikut :
a. Intensitas latihan
Intensitas latihan kesegaran jasmani berkisar antara 72 % –
87 % dari denyut nadi maksimal . artinya bagi seseorang yang umurnya 45 tahun,
bila melakukan latihan, maka intensitas latihan yang dilakukan haruslah sampai
denyut nadi mencapai paling sedikit 126 per menit (72% dari denyut nadi
maksimal) dan paling tinggi 152 denyut permenit (87% dari denyut nadi
maksimal).
b. Lamanya Latihan
Lama latihan yang baik dan tidak berbahaya harus berlatih
mencapai zone latihan (traning zone) dan berada dalam zone latihan 15-25 menit.
c. Takaran latihan
Jika intensitas latihan lebih tinggi, maka waktu latihan
dapat lebih pendek. Sebaliknya jika intensitas latihannya lebih kecil, maka
waktu latihan harus lebih lama. Takaran lamanya latihan untuk olahraga
kesehatan antara 20-30 menit dalam zone latihan, lebih lama lebih baik.
Latihan-latihan tidak akan efisien atau kurang membuahkan hasil, kalau kurang
dari takaran tersebut.
E. Alat Ukur Kesegaran Jasmani
Alat untuk mengukur Tingkat Kesegaran Jasmani seseorang
berbeda-beda menurut jenjang sekolah, yaitu untuk Sekolah Dasar, Sekolah
Lanjutan Tingkat Pertama dan Sekolah Menangah Atas /Kejuruan.
Tes Kesegaran Jasmani yang digunakan untuk anak-anak dari
usia Sekolah Dasar, Sekolah lanjutan Tingkat Pertama dan Sekolah Menengah
Atas antara lain :
·
Tes Kesegaran Jasmani untuk siswa Sekolah Dasar (kelas 1,2
dan 3), rangkaian butir tesnya terdiri dari : 1). Lari cepat 30 meter, 2).
Angkat tubuh 30 detik, 3). Baring duduk 30 detik, 4). Loncat tegak, 5). Lari
600 meter.
·
Tes Kesegaran Jasmani untuk siswa Sekolah Dasar (kelas 4, 5
dan 6), rangkaian butir tesnya terdiri dari : 1). Lari cepat 40 meter, 2).
Angkat tubuh 30 detik, 3). Baring duduk 30 detik, 4). Loncat tegak, 5). Lari
600 meter.
·
Tes Kesegaran Jasmani untuk Sekolah Lanjutan Tingkat
Pertama, rangkaian butir tesnya terdiri dari : 1). Lari cepat 50 meter, 2).
Angkat tubuh (30 detik untuk putri dan 60 detik untuk putra), 3). Baring duduk
60 detik, 4). Loncat tegak, 5). Lari jarak jauh (800 meter untuk putri dan 1000
meter untuk putra).
·
Tes Kesegaran Jasmani untuk Sekolah
Menengah Atas, rangkaian butir tesnya terdiri dari : 1). Lari cepat 50 meter,
2). Angkat tubuh (30 detik untuk putri dan 60 detik untuk putra), 3). Baring
duduk 60 detik, 4). Loncat tegak, 5). Lari jarak jauh (800 meter untuk putri
dan 1000 meter untuk putra).(Nurhasan, 2001 :149)
F. Jenis-jenis dan takaran pelatihan
olahraga untuk menigkatkan kesegaran jasmani
Adapun beberapa macam bentuk pelatihan olahraga sebagai sarana untuk pembinaan dan pemeliharaan kesegaran jasmani, yaitu antara lain : jalan, joging, bersepeda, berenang dan bentuk-bentuk pelatihan fisik lain yang penting ada penekanan pada unsur aerobik. Sedangkan mengenai takarannya, sumosarjuno (1983) dalam Wiryosaputro (1988 : 230), mengemukakan bahwa agar pelatihan fisik dapat berjalan dengan aman dan efektif, maka dibutuhkan catatan yang harus memperhatikan 3 faktor yaitu :
Adapun beberapa macam bentuk pelatihan olahraga sebagai sarana untuk pembinaan dan pemeliharaan kesegaran jasmani, yaitu antara lain : jalan, joging, bersepeda, berenang dan bentuk-bentuk pelatihan fisik lain yang penting ada penekanan pada unsur aerobik. Sedangkan mengenai takarannya, sumosarjuno (1983) dalam Wiryosaputro (1988 : 230), mengemukakan bahwa agar pelatihan fisik dapat berjalan dengan aman dan efektif, maka dibutuhkan catatan yang harus memperhatikan 3 faktor yaitu :
a. Intensitas pelatihan
Intensitas pelatihan fisik yang dianjurkan dalam rangka
meningkatkan kesegaran jasmani sebaiknya antara 60% dan 80% dari kapasitas
aerobic maksimal, atau antara 72%/87% dari denyut nadi yang dianjurkan akan
berdampak kurang baik terhadap kesehatan.
b. Lamanya pelatihan
Sebaiknya pelatihan fisik yang dianjurkan adalah berlatih
sampai mencapai “training zone” (sesuai dengan denyut nadi maksimal), dan
berada dalam training zone selama 15-25 menit.
c. Frekuensi latihan
Dianjurkan untuk melakukan pelatihan fisik dengan frekuensi
pelatihan 3-5 kali setiap minggu yang berhubungan erat dengan intensitas dan
lamanya pelatihan.
Berkaitan dengan takaran pelatihan seperti tersebut diatas Giam dan Teh (1992:17), menyatakan bahwa bagi mereka yang cukup sehat dan memiliki kebugaran yang baik, sesuai petunjuk resep FITT dapat memberikan manfaat maksimal terhadap tingkat kebugaran.
Berkaitan dengan takaran pelatihan seperti tersebut diatas Giam dan Teh (1992:17), menyatakan bahwa bagi mereka yang cukup sehat dan memiliki kebugaran yang baik, sesuai petunjuk resep FITT dapat memberikan manfaat maksimal terhadap tingkat kebugaran.
Adapun anjuran tersebut adalah sebagai berikut :
·
Frekuensi adalah 3-5 kali setiap minggu
·
Intensitas adalah kurang lebih 60-85% dari denyut nadi
maksimal.
·
Tipe (macam pelatihan) adalah suatu macam kombinasi
pelatihan aerobik dan aktifitas kalestenik (senam). Pilihan aktifitas tersebut
berdasarkan selera, keadaan dan kebugaran tersedianya fasilitas yang digunakan.
·
Time (waktu pelatihan) adalah 15-20 menit pelatihan yang
bersifat aerobik yaang dilakukan terus-menerus dan didahului dengan pemanasan
5-10 menit dan diakhiri dengan pendinginan selama 5-10 menit.
G. Pengaruh latihan senam sehat ceria
terhadap tingkat kesegaran jasmani
Secara umum latihan senam sehat ceria termasuk kegiatan
aerobik apabila kegiatan aerobik dilakukan akan menyebabkan perubahan pada
organ tubuh terutama pada daya tahan jantung peredaran darah dan pernapasan
a. Pengaruh aerobik terhadap kerja jantung
dan peredaran darah
Sehat ceria mempunyai banyak unsur kesegaran jasmani,
apabila kegiatan ini dilakukan secara rutin dan terkontrol akan dapat
meningkatkan kesegaran jasmani. Mengenai pengaruh latihan senam sehat ceria
terhadap denyut jantung dan peredaran darah darah Cooper mengatakan : seseorang
yang terlatih dengan baik dan melakukan olahraga secara teratur, dalam keadaan
istirahat frekuensi denyut jantungnya = 60 denyut permenit atau kurang,
sedangkan orang yang tidak terlatih, dalam keadaan istirahat frekuensi denyut janutungnya
= 80 denyut permenit (Cooper 1983 : 212).
b. Pengaruh aerobik terhadap kerja
paru-paru
Paru-paru merupakan bagian tubuh yang berfungsi untuk
menghirup udara bebas kedalamnya. Dalam buku penetahuan jasmani Wasasi
mengatakan : orang yang terlatih 18-20 kali permenit. Dari uaraian diatas
dijelaskan bahwa dengan melakukan senam sehat ceria secara teratur dapat
memperbaiki daya tahan jantung, jantung dan pernapasan. Semakin baik peredaran
darah, jantung dan pernapasan maka kesegaran jasmani semakin meningkat.
H. Senam Indonesia Sehat Ceria
Senam indonesia sehat ceria merupakan salah satu bentuk
senam yang bertujuan untuk meningkatkan kesegaran jasmani.
Adapun gerakan senam ini berbagai dalam beberapa bagian yaitu :
1.
Pemanasan yang terdiri dari 4 macam latihan,
2.
Inti terdiri dari 4 macam latihan dan
3.
Pendinginan terdiri dari 4 macam latihan (Asosiasi Kebugaran
Indonesia, 2004 : 1).
BAB III
PENUTUP
A. kesimpulan
Di
dalam olahraga atletik banyak sekali melibatkan bagian-bagian tubuh bagian atas
dan bawah mulai dari otot, sendi, sumbu dan bidang. Hasil dari kombinasi yang
lengkap dari bagian-bagian tubuh tersebut menghasilkan suatu gerakan dan fisik
yang baik dalam atletik.
B.
SARAN
Sebagai
calon guru olahraga, dengan mengetahui analisis olahraga atletik yaitu
mengetahui sejarah, nomer yang di pelombakan dan peraturan dalam atletik serta
diharapkan dapat menjadi suatu pegangan dalam membelajarkan anak didiknya
kelak.
Daftar
Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar