BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Kepemimpinan merupakan
bagian penting dari manajemen yaitu merencanakan dan mengorganisasi, tetapi
peran utama kepemimpinan adalah mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Hal ini merupakan bukti bahwa pemimpin boleh jadi
manajer yang lemah apabila perencanaannya jelek yang menyebabkan kelompok
berjalan ke arah yang salah. Akibatnya walaupun dapat menggerakkan tim kerja,
namun mereka tidak berjalan kearah pencapaian tujuan organisasi. Guna menyikapi
tantangan globalisasi yang ditandai dengan adanya kompetisi global yang sangat
ketat dan tajam.
Sebuah sekolah adalah
organisasi yang kompleks dan unik, sehingga memerlukan tingkat koordinasi yang
tinggi. Untuk membantu para kepala sekolah di dalam mengorganisasikan sekolah
secara tepat, diperlukan adanya satu esensi pemikiran yang teoretis, seperti
kepala sekolah harus bisa memahami teori organisasi formal yang bermanfaat
untuk menggambarkan kerja sama antara struktur dan hasil sekolah. Oleh sebab
itu dikatakan bahwa” keberhasilan sekolah adalah sekolah yang memiliki pemimpin
yang berhasil.
Keberhasilan
pendidikan di sekolah juga sangat ditentukan oleh keberhasilan kepala sekolah
dalam mengelola tenaga kependidikan yang tersedia di sekolah. Kepala sekolah
merupakan salah satu komponen pendidikan yang berpengaruh dalam meningkatkan
kinerja guru. Kepala sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan
kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan
lainnya, dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana (Mulyasa
2004:25). Hal tersebut menjadi lebih penting sejalan dengan semakin kompleksnya
tuntutan tugas kepala sekolah, yang menghendaki dukungan kinerja yang semakin
efektif dan efisien. Dalam perannya sebagai seorang pemimpin, kepala
sekolah harus dapat memperhatikan kebutuhan dan perasaan orang-orang yang
bekerja sehingga kinerja guru selalu terjaga.
B. Rumusan
Masalah
- 1. Apakah
yang dimaksud dengan kepemimpinan pendidikan ?
- 2. Apa
saja fungsi pemimpin pendidikan ?
- 3. Apa
saja faktor-faktor yang mempengaruhi Pemimpin ?
- 4. Apa
saja tipe-tipe kepemimpinan pendidikan ?
- 5. Apa
saja kah syarat-syarat dari kepemimpinan pendidikan ?
- 6. Apa
saja kah keterampilan yang harus dimiliki oleh pemimpin pendidikan ?
- 7. Apa
saja pendekatan kepemimpinan pendidikan ?
- 8. Siapakan
yang disebut pemimpin pendidikan ?
- 9. Apa
saja Model-model kepemimpinan dalam pendidikan ?
C. Tujuan
- 1. Untuk
mengetahui apa itu kepemimpinan pendidikan.
- 2. Untuk
mengetahui apa saja fungsi dari pemimpin pendidikan.
- 3. Untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Pemimpin.
- 4. Untuk
mengetahui tipe-tipe kepemimpina pendidikan
- 5. Untuk
mengetahui syarat-syarat dari kepemimpinan pendidikan
- 6. Untuk
mengetahui apa saja keterampilan yang harus dimiliki oleh pemimpin
pendidikan.
- 7. Untuk
mengetahui pendekatan kepemimpinan pendidikan.
- 8. Untuk
mengetahui siapakak yang disebut sebagai pemimpin pendidikan.
- 9. Untuk
mengetahui model-model kepemimpinan dalam pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Kepemimpinan
Pendidikan
Kepemimpinan (Leadership) merupakan
salah satu yang sangat vital bagi terlaksananya fungsi-fungsi manajemen. Pengertian
umum pendidikan adalah kemampuan dan kesiapan
yang dimiliki oleh seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak,
menuntun, menggerahkan, dan kalau perlu memaksa orang atau kelompok agar
menerima pengaruh tersebut dan selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat membantu
tercapainya suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan.
Menurut
Ralp M. Stogdill, kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan-kegiatan
kelompok yang diorganisis menuju kepada penentuan dan pencapaian tujuan.Sondang
P. Siagian, kepemimpinan merupakan motor atau daya penggerak dari pada semua
sumber-sumber, dan alat yang tersedia bagi suatu organisasi. Mardjin syam (1966)
mengartikan kepemimpinan sebagai keseluruhan tindakan guna mempengaruhi serta
mengingatkan orang, dalam usaha bersama untuk mencapai tujuan, atau dengan
definisi yang lebih lengkap dapat dikatakan bahwa kepemimpinan adalah proses
pemberian jalan yang mudah dari pada pekerjaan orang lain yang terorganisir
dalam organisasi guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Sedangkan “Pendidikan” mengandung
arti dalam lapangan apa dan dimana kepemimpinan itu berlangsung, dan sekaligus
menjelaskan pula sifat atau ciri-ciri yang harus dimiliki oleh kepemimpinan
itu.
Dengan demikian
Kepemimpinan pendidikan merupakan kemampuan untuk menggerakan pelaksanaan
pendidikan, sehingga tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai
secara efektif dan efisien.
B. Fungsi Pemimpin Pendidikan
Fungsi
utama pemimpin pendidikan, antara lain :
- Pemimpin membantu tercapainya suasana
persaudaraan, kerjasama, dengan penuh rasa kebebasan.
- Pemimpin membantu kelompok untuk mengorganisir diri yaitu ikut serta
dalam memberikan rangsangan dan bantuan kepada kelompok dalam menetapkan
dan menjelaskan tujuan.
- Pemimpin membantu kelompok dalam menetapkan prosedur kerja, yaitu
membantu kelompok dalam menganalisis situasi untuk kemudian
menetapkan prosedur mana yang paling praktis dan efektif.
- Pemimpin bertanggung jawab dalam mengambil keputusan bersama dengan
kelompok. Pemimpin memberi kesempatan kepada kelompok untuk belajar dari
pengalaman. Pemimpin mempunyai tanggung jawab untuk melatih kelompok
menyadari proses dan isi pekerjaan yang dilakukan dan berani menilai
hasilnya secara jujur dan objektif.
- Pemimpin bertanggung jawab dalam mengembangkan dan mempertahankan
eksistensi organisasi.
Sedangkan dari definisi berikutnya memberikan
indikasi bahwa :
- Seorang
pemimpin berfungsi sebagai orang yang mampu menciptakan perubahan secara
efektif di dalam penampolan kelompok.
- Seorang
pemimpin berfungsi menggerakan orang lain, sehingga secara sadar orang
lain tersebut mau melakukan apa yang dikehendaki oleh pemimpin.
C. Faktor-Faktor yang
mempengaruhi pemimpin
Ngalim Purwanto (2004)
menjelaskan beberapa faktor yang mempengaruhi pemimpin, sebagai berikut :
- 1. Keahlian
dan Pengetahuan
Keahlian dan pengetahuan
yang dimaksud di sini adalah latar belakang pendidikan atau ijazah yang
dimilikinya, sesuai tidakna latar belakang pendidikan itu dengan tugas-tugas
kepemimpinan yang menjadi tanggung jawabannya, pengalaman kerja sebagai
pemimpin, apakah pengalaman yang telah dilakukannya mendorong dia untuk
memperbaiki dan mengembangkan kecakapan dan keterampilanya dalam memimpin.
- 2. Jenis
pekerjaan atau lembaga tempat pemimpin itu melaksanakan tugas jabatannya.
Tiap organisasi atau
lembaga yang tidak sejenis memiliki tujuan yang berbeda, dan menuntun cara-cara
pencapaian tujuan yang tidak samma. Oleh karena itu, tiap jenis lembaga
memerlukan perilaku dan sikap kepemimpinan yang berbeda pula.
- 3.
Sikap-sikap Kepribadian Pemimpin
Kita mengetahui bahwa
secara psikologi manusia itu berbeda-beda sifat, watak, dn kepribadiannya. Ada
yang selalu bersikap keras dan tegas, tetapi ada pula yang lemah dan kurang
berani. Dengan adanya perbedaan-perbedaan watak dan kepribadian yang dimiliki
oleh masing-masing pemimpin, meskipun beberapa orang pemimpin memiliki latar
pendidikan yang sama dan diserahi tugas pemimpin dalam lembaga yang sejenis,
karena perbedaan kepribadiannya akan menimbulkan perilaku dan sikap yang
berbeda pula dalam menjalankan kepemimpinannya.
- 4. Sikap-Sikap
kepribadian Pengikut
Tentang sifat-sifat
pengikut, yaitu mengapa dan bagaimana anggota kelompok menerima dan mau
menjalankan perintah atau tugas-tugas yang diberikan oleh pemimpin.
D. Tipe-tipe Kepemimpinan Pendidikan
Berdasarkan
konsep, sifat, sikap, dan cara-cara pemimpin tersebut melakukan dan
mengembangkan kegiatan kepemimpinan dalam lingkunagn kerja yang dipimpinnya,
maka kepemimpinan pendidikan dapat diklasifikasikan kedalam 4 tipe, yaitu :
- 1. Tipe otoriter
Tipe
kepemimpinan otoriter disebut juga tipe kepemimpinan “outhoritarian”. Dalam
kepemimpinan yang otoriter, pemimpin bertindak sebagai diktator
terhadap anggota-anggota kelompoknya. Dominasi yang berlebihan mudah menghidupkan
oposisi atau menimbulkan sifat apatis, atau sifat-sifat pada anggota-anggota
kelompok terhadap pemimpinnya.
- 2. Tipe “Laissez-faire”
Dalam
tipe kepemimpinan ini sebenarnya pemimpin tidak memberikan kepemimpinannya, dia
membiarkan bawahannya berbuat sekehendaknya. Pemeimpin sama sekali tidak
memberikan kontrol dan koreksi pekerjaan bawahannya. Pembagian tugas dan kerja
sama diserahkan sepenuhnya kepada bawahannya tanpa petunjuk atau saran-saran
dari pemimpin. Tingkat keberhasilan organisasi atau lembaga semata-mata
disebabkan karena kesadaran dan dedikasi beberapa anggota kelompok, dan bukan
karena pengaruh dari pemimpin. Struktur organisasinya tidak jelas dan kabur,
segala dilakukan tanpa rencana dan tanpa pengawasan dari pemimpin.
- 3. Tipe Demokratis
Pemimpin yang bertipe demokratis menafsirkan
kepemimpinanya bukan sebagai diktator, melainkan sebagai pemimpin
ditengah-tengah anggota kelompoknya. Pemimpin yang demokratis selalu berusaha
menstimulasi anggota-anggotanya agar bekerja secara produktif untuk mencapai
tujuan bersama. Dalam tindakan dan usaha-usahanya ia selalu perpangkal pada
kepentingan dan kebutuhan kelompoknya, dan mempertimbangkan kesanggupan serta
kemampuan kelompoknya.
- 4. Tipe Pseudo-demokratis
Tipe
ini disebut juga demokratis semu atau manipulasi diplomatik. Pemimpin yang
bertipe peseudo demokratis hanya tampaknya saj bersifat demokratis padahal
sebenarnya dia bersikap ookratis. Misalnya jika ia mempunyai ide-ide, pikiran,
konsep-konsep yang ingin diterapkan di lembaga yang dipimpinnya, maka hal
tersebut didiskusikan dan dimusyawarahkan dengan bawahannya, tetapi situasi
diatur dan diciptakan sedemikian rupa sehingga pada akhirnya bawahan didesak
agar menerima ide/pikiran/konsep tersebut sebagai keputusan bersama.
E. Syarat - Syarat Pemimpin Pendidikan
Dalam
memangku jabatan pemimpin pendidikan yang dapat melaksanakan tugas-tugasnya dan
memainkan perannya sebagai pemimpin yang baik dan sukses, maka dituntut
beberapa persyaratan jasmani, rohani, dan moralitas yang baik, bahkan
persyaratan sosial ekonomis yang layak akan tetapi pada bagian ini yang akan
dikemukakan hanyalah persyaratan-persyaratan kepribadian dari seorang pemimpin
yang baik. Persyaratan-persyaratan tersebut adalah :
· Rendah
hati dan sederhana
· Bersifat
suka menolong
· Sabar
dan memiliki kestabilan emosi
· Percaya
kepada diri sendiri
· Jujur,
adil dan dapat dipercaya
· Keahlian
dalam jabatan
Adanya syarat-syarat kepemimpinan seperti diuraikan di
atas menunjukkan bahwa kepemimpinan bukan hanya memerlukan kesanggupan dan
kemampuan saja, tetapi lebih-lebih lagi kemampuan dan kesediaan pemimpin.
F. Keterampilan
yang harus dimiliki Pemimpin Pendidikan
- 1. Keterampilan dalam memimpin
Pemimpin
harus menguasai cara-cara kepemimpinan, memiliki keterampilan memimpin supaya
dapat bertindak sebagai seorang pemimpin yang baik. Untuk hal itu antara lain
ia harus menguasai bagaimana caranya : menyusun rebcana bersama,
mengajak anggota berpartisipasi, memberi bantuan kepada anggota kelompok,
memupuk “morale” kelompok, bersama-sam membuat keputusan, menghindarkan
“working on the group” dan “working for the group” dan mengembangkan “working
with within the group”, membagi dan menyerahkan tanggung jawab, dan sebagainya.
Untuk memperoleh keterampilan diatas perlu pengalaman, dan karena itu pemimpin
harus benar-benar banyak bergaul, bekerja sama, dan berkomunikasi dengan orang
yang dipimpinnya. Yang penting jangan hanya tahu, tetapi harus dapat
melaksanakan.
- 2. Keterampilan dalam hubungan
insani
Hubungan
insani adalah hubungan antar manusia. Ada dua macam hubungan yang biasa kita
hadapi dalam kehidupan sehari-hari : 1) hubungan fungsional atau hubugan
formal, yaitu hubungan karena tugas resmi atau pekerjaan resmi; dan 2) hubungan
pribadi atau hubungan informal atau hubungan personel, ialah hubungan yang
tidak didasarkan atau tugas resmi atau pekerjaan, tetapilebih bersifat
kekeluargaan.
Yang menjadi inti dalam hubungan ini, apakah itu hubungan
fungsional atau hubungan personal, adalah saling menghargai. Bawahan menghargai
atasan dan sebaliknya atasanpun harus menghargai bawahan.
- 3. Keterampilan dalam
proses kelompok
Maksud utama dari proses kelompok ialah bagaimana
meningkatkan partisipasi anggota-anggota kelompok setinggi-tingginya sehingga
potensi yang dimiliki para anggota kelompok itu dapat diefektifkan secara
maksimal. Inti dari proses kelompok adalah hubungan insani dan tangung jawab
bersama. Pemimpin harus jadi penengah, pendamai, moderator dan bukan menjadi
hakim.
- 4. Keterampilan dalam administrasi
personil
Administrasi
personil mencakup segala usaha menggunakan keahlian dan kesanggupan yang
dimiliki oleh petugas-petugas secara efektif dan efisien. Kegiatan dalam
administrasi personil ialah : seleksi, pengangkatan, penempatan, penugasan,
orientasi, pengawasan, bimbingan dan pengembangan serta kesejahteraan.
Menemukan yang palingpenting dari kegiatan diatas ialah kegiatan seleksi dalam
memilih orang yan paling sesuai dengan tugas dan pekerjaannya yang berpedoman
pada “the right man in the right place”.
- 5. Keterampilan dalam menilai
Penilaian
atau evaluasi ialah suatu usaha untuk mengetahui sampai dimana suatu kegiatan
sudah dapat dilaksanakan atau sampai dimana suatu tujuan sudah dicapa. Yang
dinilai biasanya ialah : hasil kerja, cara kerja dan orang yang mengerjakannya.
Adapun
teknik dan prosedur evaluasi ialah : menentukan tujuan penilaian, menetapkan
norma/ukuran yang akan dinilai, mengumpulkan data-data yang dapat
diolah menurut kriteria yang ditentukan, pengolahan data, dan menyimpulkan
hasil penilaian. Melalui evaluasi, guru dapat dibantu dalam menilai
pekerjaannya sendiri, mengetahui kekurangan dan kelebihannya. Selain guru,
personila lainnya perlu dievaluasi seperti petugas (karyawan) tata usaha,
petugas BK, dan sebagainya, untuk mengetahui kemajuan/ kekurangannya.
Kazt
mengemukakan tiga keterampilan/skill yang harus dikuasai oleh seorang pemimpin,
ialah human telation skill, techinal skill, dan conceptual skill. Seberapa jauh
ketiga keterampilan itu harus dipunyai pemimpin sesuai dengan kedudukannya.
- · Human relation skill
Kemampuan
berhubungan dengan bawahan. Bekerja sama menciptakan iklim kerja yang
menyenangkan dan kooperatif. Terjalin hubungan yang baik sehingga bawahan
merasa aman dalam melaksanakan tugasnya.
- · Technical skill
Kemampuan
menerapkan ilmunya kedalam pelaksanaan (operasional) Dalam rangka
mendayagunakan/memanfaatkan sumber-sumber yang ada. Melaksanakan tugas yang
bersifat operasional. Memikirkan pemecahan masalah-masalahyang praktis. Makin
tinggi tingkat manager, secara relatif technicalskill makin kurang urgensinya.
- · Conceptual skill
Di dalam
melihat sesuatu secara keseluruhan yang kemudian dapat merumuskannya, seperti
dalam mengambil keputusan, menentukan kebijakan dan lain-lain. Dalam
hubungan perlu ditekankan bahwa seorang pemimpin yang baik, adalah pemimpin
yang tidakmelaksanakan sendiri tindakan-tindakan yang bersifat operasional.
Lebih banyak merumuskan konsep-konsep. Keterampilan ini ada juga yang menyebut
dengan managerial skill.
G. Pendekatan Kepemimpinan Pendidikan
a. Pendekatan menurut
pengaruh kewibawaan (power influence approach)
Menurut pendekatan ini, dikatakan bahwa
keberhasilan pemimpin dipandang dari segi sumber dan terjadinya semua
kewibawaan yang ada pada para pemimpin, dan dengan cara yang bagaimana para
pemimpin menggunakan kewibawaan tersebut kepada bawahan. Pendekatan ini
menekankan sifat timbal balik, proses saling mempengaruhi dan pentingnya
pertukaran hubungan kerja sama antara para pemimpin dengan bawahan.
b. Pendekatan
sifat (the traits approach)
Pendekatan ini menekankan
pada kualitas pemimpin. Keberhasilan pemimpin ditandai oleh daya kecakapan luar
biasa yang dimiliki oleh para pemimpin seperti: tidak kenal lelah atau penuh
energy, intuisi yang tajam, tinjau ke masa depan yang tidak sempit, dan
kecakapan keyakinan yang sangat menarik.
c. Pendekatan Perilaku
(behaviorial approach)
Pendekatan perilaku memandang kepemimpinan dapat dipelajari dari dari
pola tingkah laku dan bukan sifat-sifatnya. Studi ini melihat dan
mengidentifikasi prilaku yang khas dari pemimpin dalam kegiatannya untuk
mempengaruhi anggota-anggota kelompok atau pengikutnya. Perilaku pemimpin ini
dapat berorientasi pada tugas keorganisasian ataupun pada hubungan dengan
anggota kelompoknya. Pendekatan ini menitik beratkan pandangannya pada dua
aspek perilaku kepemimpinan yaitu : fungsi-funsi kepemimpinan dan gaya-gaya
kepemimpinan.
d. Pendekatan
kontingensi/ situasi
Pendekatan kontingensi
menekankan pada cirri-ciri pribadi pemimpin dan situasi, mengemukakan dan
mencoba untuk mengukur atau memprkirakan ciri-ciri pribadi ini, dan membantu
pimpinan dengan garis pedoman perilaku yang bermanfaat yang didasarkan kepada
kombinasi dari kemungkinan yang bersifat kepribadian dan situasional.
H. Siapakah
yang disebut Pemimpin Pendidikan ?
Guru,
wali kelas, kepala sekolah, pengawasa, kepala
kantor bidang pendidikan ada semua tingkatan, semua tenaga edukatif pada kantor
dinas kepa direktorat dalam lingkungan direktorat jenderal pendidikan ketua
jurusan, dekan, rector dan pembantu-pembantunya pada sekolah tinggi, akademi,
institusi dan universita, ahli-ahli ilmu pendidikan dan masih banyak lagi,
mereka merupakan pemimpin pendidakan. Padapokoknya setiap orang yang
mempunyai kelebihan dalam kemampuan dan pribadinya, dan dengan kelebihannya itu
dapat mempengaruhi, mengajar, membimbing, mendorong, menggerakan, dan
mengkordinasikan staf pendidikan lainnya ke arah peningkatan atau perbaikan
mutu pendidikan dan pengajaran, maka ia telah melaksanakan fungsi kepemimpinan
pendidikan, dan ia tergolong sebagai pemimpin pendidikan.
Dengan
demikian maka pemimpin pendidikan itu dapat berstatus pemimpin resmi .
kepemimpinan resmi dimiliki oleh meraka yang menduduki posisi dalam struktur
organisasi pendidikan, baik secara resmi oleh pihak atasan atau yang berwenang
maupun karena dipilih secara resmi menjadi pemimpin oleh anggota
staf pelaksana pendidikan dimana ia bekerja. Misalnya kepala
sekolah, kepala dinas pendidikan adalah termasuk kategori pemimpin resmi dan
memiliki kepemimpinan resmi dilihat dari segi posisi dan sistem
pengangkatannya. Kepemimpinan tidak resmi bisa dimiliki oleh mereka yang
mempengaruhi, member tauladan, dan mendorong ke arah perbaikan.
Ø Kepala
sekolah sebagai pemimpin pendidikan
Sebagai
pemimpin pendidikan, kepala sekolah menghadapi tantangan yang berat, untuk itu
ia harus memiliki persiapan yang memadai. Karena banyak tanggung jawab maka
kepala sekolah memerlukan pembantu. Ia hendaknya belajar bagaimana
mendelegasikan wewenag dan tanggung jawab sehingga ia dapat memusatkan
perhatiannya pada usaha pembinaan program pengajaran.
Kepala
sekolah sebagai pemimpin pendidikan, harus mampu mengelola sarana dan prasarana
pendidkan, pelayanan khusus sekolah dan fasilitas-fasilitas pendidikan lainnya
sedemikian rupa sehingga guru-guru dan murid-murid memperoleh kepuasan dalam
melaksanakan tugasnya.
I. Model-model
kepemimpinan dalam pendidikan
- 1. Kepemimpinan
Visioner
kepemimpinan Visioner
adalah kemampuan pemimpin dalam mencipta, merumuskan,
mengkomunikasikan/mensosialisasikan/ mentransformasikan dan mengimplementasikan
pemikiran - pemikiran ideal yang berasal dari dirinya atau sebagai hasil
interaksi sosial antara anggota organisasi yang diyakini sebagai cita-cita
organisasi dimasa depan yang harus diraih atau diwujudkan melalui komitmen
semua personil.
Seseorang
dapat dikatakan sebagai pemimpin yang Visioner dalam menghasilkan pendidikan
yang produktif, bila selama melaksanakan tanggugjawabnya sebagai sebagai
seorang pemimpin dapat mengelola proses pendidikannya yang tersedia (jika
memungkinkan mengadakan sumber daya yang baru) telah berhasil menciptakan
output yang sesuai dengan visi yang ditetapkan dan berdaya guna menjadi SDM
yang handal sesuai dengan harapan atau keinginan stakeholder/pengguna jasa
pendidikan, dimana hasilnya dapat menciptakan lulusan yang memiliki
benefit terhadap individu yang melakukannya berupa kemampuan / keahlian yang
relevan dengan kehidupan dan dapat menolong diri dan keluarga dalam
kehidupannya.
Agar menjadi pemimpin
yang visioner, maka seseorang harus :
a. Memahami
konsep visi
Visi adalah idealisasi pemikiran tentang masa
depan organisasi yang merupakan kekuatan kunci bagi perubahan organisasi yang
menciptakan budaya dan perilaku organisasi yang maju dan antisipasi terhadap
persaingan global sebagai tantangan zaman.
b. Memahami
karakteristik dan unsure visi.
Suatu visi memiliki karakteristik sebagai
berikut :
- Memperjelas
arah dan tujuan, mudah dimengerti dan diartikulasikan
- Mencerminkan
cita-cita yang tinggi
- Menumbuhkan
inspirasi, semangat, kegairahan, dan komitmen
- Menciptakan
makna bagi anggota organisasi
- Menyiratkan
nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh organisasi
- Kontekstual
dalam arti memperhatikan secara seksama hubungan organisasi dengan lingkungan
dan sejarah perkembangan organisasi yang bersangkutan.
- 2. Kepemimpinan
Transformasional
Kepemimpinan
transformasional dibangun dari dua kata, yaitu kepemimpinan dan
transformasioanal. Kepemimpinan sebagaimana yang telah dijelaskan diawal
merupakan setiap tindakan yang dilakukan oleh seseorang untuk
mengkoordinasikan, mengarahkan dan mempengaruhi orang lain dalam memilih dan
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Istilah transformasi berasal dri kata
transform, yang bermakna mentransformasikan atau mengubah sesuatu menjadi
bentuk lain yang berbeda, misalnya mentransformasikan visi menjadi realita,
atau mengubah sesuatu yang potensial menjadi actual.
Burns (1978) orang yang
disebut-sebut sebagai yang pertama kali menggagaskannya, mendefinisikan
kepemimpinan transformasional sebagai “a process in which leaders and
followers raise to higher leves of morality and motivation”. Gaya
kepemimpinan semacam ini akan mampu membawa kesadaran para pengikut dengan
memunculkan ide-ide produktif, hubungan yang sinergikal, kebertanggungjawaban,
kepedulian edukasional dan cita-cita bersama, pemimpin dengan kepemimpinan
transformasional adalah kepemimpinan yang memiliki visi ke depan dan mampu
mengidentifikasikan perubahan lingkungan serta mampu mentransformasi perubahan
tersebut ke dalam organisasi, mempelopori perubahan dan memberikan motivasi dan
inspirasi kepada individu untuk kreatif dan inovatif serta membangun kerja sama
yang solid. Yuki (1996) menyimpulkan esensi kepemimpinan transformasional
adalah memberdayakan para pengikutnya untuk bekerja secara efektif dengan
membangun komitmen mereka terhadap nilai-nilai baru, mengembangkan keterampilan
dan kepercayaan mereka, menciptakan iklim yang kondusif bagi berkembangnya
inovasi dan kreativitas.
Pemimpin transformasioal
sesungguhnya merupakan agen perubahan, karena memang erat kaitannya dengan
transformasi yang terjadi dalam suatu organisasi. Fungsi utamanya adalah
berperan sebagai katalis perubahan, bukanya sebagai control perubahan. Seorang
pemimpin transformasional memiliki visi yang jelas, memiliki gambaran holistic
tentang bagaimana organisasi dimasa depan ketika semua tujuan dan sasarnnya
telah tercapai.
Karakteristik pemimpin
trasformasional, menurut Aan Komariah dan Cepi Triatna (2006;78) adalah sebagai
berikut :
1. Pemimpin
yang memiliki wawasan jauh ke depan dan berupaya memperbaiki dan mengembangkan
organisasi bukan untuk saat ini tetapi di masa datang. Dan oleh karena itu
pemimpin ini dapat dikatakan pemimpin visioner.
2. Pemimpin
sebagai agen perubahan dan bertindak sebagai katalisator, yaitu yang memberi
peran mengubah sistem ke arah yang lebih baik. Katalisator adalah sebutan lain
untuk pemimpin transformasional karena ia berperan meningkatkan segala
sumber daya manusia yang ada. Berusaha memberikan reaksi yang menimbulkan
semangat dan daya kerja cepat semaksimal mungkin, selalu tampil sebagai pelopor
dan pembawa perubahan.
Implementasi kepemimpinana trasformasional dalam pendidikan
Model kepemimpinan trasformasional
dalam bidang pendidikan memang perlu
diterapkan seperti
kepala sekolah, kepala dinas, dirjen dll. Model kepemiminan ini memang perlu
diterakan sebagai salah satu solusi krisis pemimin pendidikan
terutama dalam bidang pendidikan. Adapun alas
an-alasan mengapa perlu diterapkan model kepemimpinan transformasional
didasarkan pendapat olga epitropika (2001:1) mengemukakan enam hal mengapa
kepemimpinan transformasional penting bagi suatu organisasi, yaitu:
1. Secara
signifikan meningkatkan kinerja organisasi
2. Secara
positif dihubungkan dengan orientasi pemasaran jangka panjang dan kepuasan
pelanggan
3. Membangkitkan
komitmen yang lebih tinggi kepada para anggotanya terhadap
organisasi
4. Meningkatkan
kepercayaan pekerja dalam manajemen dan perilaku keseharian organisasi
5. Meningkatkan
kepuasan pekerja melalui pekerjaan dan pemimpin
6. Mengurangi
stress para kinerja dan meningkatkan kesejahteraan.
Implemntasi
model kepemimpinan
transformasional dalam
organisasi pendidikan perlu
memperhatikan hal- hal sebagai
berikut :
1. Mengacu pada
nilai-nilai agama yang ada dalam organisasi atau bahkan
suatu negara
2. Disesuaikan
dengan nilai-nilai yang terkandung dalam sistem organisasi tersebut
3. Karena
sistem pendidikan merupakan
suatu sub sistem maka harus memperlihatkan sistem
yang lebih besar yang ada diatasnya seperti
sistem negara
4. Menggali
budaya yang ada dalam organisasi tersebut
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
kepemimpinan pendidikan sebagai “ satu kemampuan dan
proses mempengaruhi, membimbing, mengkoordinir dan menggerakkan orang-orang
lain yang ada hubungan dengan pengembangan ilmu pendidikan dan pelaksanaan
pendidikan dan pengajaran, agar supaya kegiatan-kegiatan yang dijalankan dapat
lebih efisien dan efektif di dalam pencapaian tujuan-tujuan pendidikan dan
pengajaran.
B. Saran
Syarat bagi pemimpin
pendidikan, dalam hal ini adalah kepala sekolah, adalah kepala sekolah sebagai
pemimpin pendidikan harus dapat memimpin sekolah,
bertanggung jawab atas tercapainya tujuan sekolah,
juga diharapkan menjadi pemimpin dan inovator di sekolah.
Oleh sebab itu, seorang kepala sekolah hendaknya memiliki
kualitas kepemimpinan yang baik agar signifikan bagi keberhasilan sekolah.
Oleh karena itu seorang
kepala sekolah harus memenuhi syarat-syarat untuk menjadi pemimpin pendidikan,
memiliki keterampilan memimpin dan keterampilan hubungan insane serta
menerapkan model kepemimpinan yang baik sesuai dengan karakteristik
dirinya, karena sesungguhnya
keberhasilan suatu sekolah
pada hakikatnya terletak pada
efisiensi dan efektivitas penampilan seorang kepala
sekolah.
DAFTAR
PUSTAKA
Sutikno Sobry, M. 2012. Manajemen
Pendidikan. Lombok: Holistica
Sumidjo, Wahjo. 1999. Kepemimpinan
Kepala Sekolah. Jakarta: Rajawali Pers
Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan.
2009. Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar