Senin, 16 Oktober 2017

makalah tentang komponen pengembangan kurikulum

BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah
Kurikulum merupakan suatu sistem, memiliki komponen-komponen yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya, yaitu komponen (1) tujuan, (2) isi /bahan ajar, (3) strategi atau metode, (4) organisasi dan (5) evaluasi.
Komponen-komponen tersebut , baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama menjadi dasar utama dalam upaya mengembangkan sistem pembelajaran.
Berkaitan dengan hal ini ada tiga hal yang menjadi pengertian khusus , yaitu
1)   Pengertian pengembangan kurikulum yang berbeda dengan pengertian perencanaan kurikulum
2)   Karakteristik pengembangan kurikulum.
3)   Kerangka umum pengembangan kurikulum

B . Rumusan Masalah
            Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
A.    Apakah tujuan kurikulum?
B.    Apa yang dimaksud dengan domain afektif ?
C.    Apa yang dimaksud domain psikomotor ?
D.    Bagaimanakah isi kurikulum/bahan ajar?
E.    Bagaimanakah strategi, metode pembelajaran, dan strategi pelaksanaan kurikulum?
F.     Apa saja Organisasi kurikulum?
G.    Apa yang dimaksud dengan evaluasi kurikulum?

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Teoritis
Untuk mengetahui bagaimanakah komponen pengembangan kurikulum.
2. Tujuan Praktis
a.     Untuk  mengetahui apa tujuan kurikulum.
b.     Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan domain afektif.
c.     Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan domain psikomotor.
d.     Untuk mengetahui bagaimana isi kurikulum/bahan ajar.
e.     Untuk mengetahui bagaimana strategi, metode pembelajaran, dan strategi pelaksanaan   
       kurikulum.
f.     Untuk mengetahui  apa saja Organisasi kurikulum.
g.    Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan evaluasi kurikulum.

D. Metode Penulisan
Dalam penyusunan makalah ini penyusun menggunakan metode studi pustaka yang bersumber pada literatur yang ada dalam buku, artikel dan internet.



























BAB II
PEMBAHASAN

A.    Tujuan kurikulum
              Tujuan kurikulum pada hakikatnya adalah tujuan dari setiap program pendidikan yang akan di berikan pada setiap peserta didik. Dalam sistem  pendidikan nasional, tujuan kurikulum harus dijabarkan dari tujuan umum pendidikan yaitu falsafah negara (pancasila). Pendidikan nasional berdasarkan pancasila bertujuan meningkatkan kualitas manusia indonesia yang bisa mandiri dalam konteks kehidupan pribadinya, masyarakat, bangsa dan negara yakni manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Mahaesa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, disiplin, kerja keras, tanggung jawab, cerdas, dan terampil serta sehat jasmani dan rohani.
Berdasarkan hakikat dari tujuan diatas dijabarkan sejumlah tujuan kurikulum mulai dari tujuan kelembagaan pendidikan atau tujuan institusional, tujuan mata pelajaran atau tujuan kurikuler dan tujuan pengajaran atau tujuan instruksional.
1.      Tujuan institusional, adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap lembaga pendidikanmisalnya SD, SMP, SMA, perguruan tinggi. Artinya kemampuan yang diharapkan dimiliki anak didik setelah mereka menyelesaikan program studinya di lembaga pendidikan yang ditempuh.
2.      Tujuan kurikuler, tujuan ini merupakan penjabaran dari tujuan institusional sehingga sifatnya lebih khusus. Tujuan kurikuler adalah tujuan-tujuan bidang studi atau mata pelajaran sehingga mencerminkan hakikat keilmuwan yang ada didalamnya. Secara operasional tujuan kurikuler adalah rumusan kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki anak didik setelah mereka menyelesaikan atau menempuh bidang studi tersebut. Oleh karena itu tujuan institusional tercapai bila semua tujuan kurikuler telah dikuasai oleh peserta didik. Mengingat tujuan kurikuler dijabarkan dari tujuan institusional, maka makna rumusan setiap tujuan kurikuler harus sama, perbedaan terletak dalam hakikat keilmuwan yang dipelajari oleh setiap mata pelajaran.
3.      Tujuan instruksional, tujuan ini dijabarkan dari tujuan kurikuler. Tujuan ini adalah tujuan yang langsung dihadapkan kepada anak didik sebab harus dapat dicapai setelah anak didik menempuh proses belajar mengajar. Ada dua jenis tujuan instruksional yakni tujuan instruksional umum (TIU) tujuan instruksional khusus (TIK). Perbedaan kedua tujuan tersebut terletak dalam kemampuan yang diharapkan dikuasai peserta didik. TIU sifatnya lebih luas dan mendalam sedangkan TIK terbatas dan harus dapat diukur pada saat berlangsungnya proses mengajar. Asumsinya bila beberapa TIK tercapai berarti TIU dikuasai anak, berarti tujuan kurikuler tercapai.

B.  Domain Efektif
Domain efektif  berkenaan dengan sikap, nilai-nilai ,dan apresiasi. Domain ini merupakan bidang tujuan pendidikan kelanjutan dari domain kognitif . artinya, seseorang hanya akan memiliki sikap tertentu terhadap suatu objek apabila telah memiliki kemampuan kognitif tingkat tinggi. Menurut krathowohl DR,Bloom , BS dan Masia BB (1964), dalam bukunya Taxonomi of Education Objectives Handbook II : Affective Domain bahwa domain efektif memiliki lima tingkatan atau tataran yaitu :
1)      Penerimaan (receiving)
Penerimaan adalah sikap kesadaran atau ke pekaan seseorang terhadap gejala , kondisi , keadaan ataupun sebuah masalah .
2)      Merespon (responding )
Merespon atau menanggapi ditunjukan oleh kemauan untuk berartisipasi aktif dalam kegiatan tertentu seperti kemauan untuk menyelesaikan tugas tepat waktu, kemauan untuk mengikuti pelajaran, kemampuan untuk membantu orang lain dan sebagainya.
3)      Menilai (valuing)
Tujuan ini berkenaan dengan kemauan untuk member penilaian atau kepercayaan kepada gejala atau suatu objek tertentu.
4)      Mengorganisasi (organization)
Tujuan untuk berhubungan dengan organisasi ini berkenaan dengan pengembangan nilai kedalam sistem organisasi tertentu, termasuk hubungan antara  nilai dan tingkat prioritas nilai-nilai itu .
5)      Karakterisasi  Nilai
Tujuan ini adalah mengadakan sintesis dan internalisasi sistem nilai dengan pengkajian secara mendalam .

C.  Domain Psikomotor
Domain psikomotor adalah tujuan yang berhubungan dengan kemampuan keterampilan atau skil seseorang. Ada tujuh tingkatan yang termasuk kedalam domain ini :
1.      Persepsi (perception)
Persepsi merupakan kemampuan seseorang dalam memandang sesuatu yang di permasalahkan.
2.      Kesiapan (set)
Kesiapan berhubungan dengan kesediaan seseorang untuk melatih diri tentang keterampilan tertentu yang di refleksikan dengan perilaku-perilaku khusus.
3.      Meniru (imitation)
Meniru adalah kemampuan seseorang dalam memperaktikan dalam gerakan-gerakan sesuai dengan contoh yang diamatinya.
4.      Membiasakan( habitual)
Kemampuan habitual sudah merupakan kemampuan yang didorong oleh kesadaran dirinya walaupun gerakan yang dilakukan masih seperti pola yang ada.
5.      Menyesuaikan (adaptation)
Kemampuan atau beradaptasi gerakan yang sudah disesuaikan dengan keadaan situasi dan kondisi yang ada.
6.      Menciptakan ( organization )
Tahap akhir adalah tahap mengorganisasikan, yakni kemampuan seseorang untuk berkreasi dan mencipta sendiri suatu karya.
Taksonomi psikomotorik yang dikemukakan oleh Harraw terdiri atas enam tataran yaitu sebagai berikut :
a.   Gerakan refleks, yaitu renspon gerakan yang tidak di sadari yang di miliki sejak lahir.
b.   Gerakan dasar, yaitu gerakan-gerakan dasar yang menuntun kepada penampilan yang sikapnya kompleks.
c.   Kemampuan perseptual, yaitu kombinasi dari kemampuan kognitif dan gerakan.
d.   Kemampuan fisik, yaitu kemampuan yang diperlukan.
e.  Gerakan keterampilan , yaitu gerakan-gerakan yang memerlukan belajar, misalnya keterampilan dalam olahraga, reaksidan menari.
f. Komunikasi nondiskursif, yaitu kemampuan untuk berkomunikasi dengan menggunakan gerakan . misalnya ekspresi wajah (mimik) postur, dsb.

D.    Isi Kurikulum/Bahan Ajar
Adalah segala sesuatu yang ditawarkan kepada siswa sebagai pembelajar dalam kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan. Isi kurikulum meliputi mata-mata pelajaran yang harus dipelajari siswa dan isi pogram masing-masing mata pelajaran tersebut. Materi pembelajaran disusun secara logis dan sistematis, dalam bentuk :
1. Teori : seperangkat konstruk atau konsep, definisi atau preposisi yang saling berhubungan, yang menyajikan pendapat sistematiktentang gejala dengan menspesifikasi hubungan antara variabel-variabel dengan maksud menjelaskan dan meramalkan dengan gejala tersebut.
2.  Konsep : suatu abstraksi yang di bentuk oleh organisasi dari ke khususan-kehususan merupakan definisi singkat dari sekelompok fakta dan gejala.
3. Generalisasi : kesimpulan umum berdasarkan hal-hal yang khusus, bersumber dari analisis, pendapat atau pembuktian dalam penelitian .
4. Prinsip : ide utama , pola sekema yang ada dalam materi yang mengembangkan hubungan antara beberapa konsep.
5.  Prosedur : seri langkah-langkah yang berurutan dalam materi pelajaran yang harus di lakukan peserta didik.
6. Fakta : sejumlah informasi khusus dalam materi yang di anggap penting, terdiri dari terminologi, orang dan tempat serta kejadian.
7.  Istilah : kata- kata perbendaharaan yang baru dan khusus yang diperkenalkan dalam materi.
8.  Contoh / ilustrasi : hal atau tindakan atau proses yang bertujuan untuk memperjelas suatu uraian atau pendapat.
9. Definisi : penjelasan tentang makna atau pengertian tentang suatu hal / kata dalam garis besarnya.
10. Preposisi : cara yang di gunakan untuk menyampaikan materi pelajaran dalam upaya mencapai tujuan kurikulum.

 Dalam menentukan isi kurikulum baik yang berkenaan dengan pengetahuan ilmiah maupun pengalaman belajar disesuaikan dengan tingkat dan jenjang pendidikan, perkembangan yang terjadi dalam masyarakat, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ada tiga pengetahuan dasar manusia, pertama pengetahuan logika yakni berkenaan dengan ilmu yang telah diterima secara universal dan teruji kebenarannya. Kedua, pengetahuan etika yakni berkenaan dengan nilai moral dan sosial yang telah diterima dimasyarakat sebagai acuan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Ketiga, pengetahuan yang berkenaan dengan seni. Ketiga pengetahuan tersebut berkembang sangat pesat sehingga melahirkan beberapa cabang pengetahuan seperti IPA, IPS dan Ilmu pengetahuan humaniora, dsb. Dengan banyaknya pilihan kurikulum kita harus memilih manakah kurikulum yang pantas diberiakn kepada siswa. Untuk sampai pada pilihan tersebut maka perancang kurikulum harus menentukan kriteria dalam memilih pengetahuan sebagai isi kurikulum.

1.      Kriteria memilih isi kurikulum
      Ada beberapa kriteria yang dapat membantu para perancang kurikulum dalam menentukan isi kurikulum. Kriteria tersebut antara lain :
a.       Isi kurikulum harus sesuai, tepat dan bermakna bagi perkembangan siswa
b.      Isi kurikulum harus mencerminkan kenyataan sosial.
c.       Isi kurikulum dapat mencapai tujuan yang komprehensif, artinya mengandung aspek intelektual, moral, sosial.
d.      Isi kurikulum harus mengandung pengetahuan ilmiah yang tahan uji.
e.       Isi kurikulum harus dapat menunjang tercapainya tujuan pendidikan. Isi kurikulum disusun dalam bentuk program pendidikan yang nantinya dijabarkan dan dilaksanakan melalui proses pengajaran.
2.      Mata pelajaran sebagai isi kurikulum
      Mata pelajaran sebagai bagian dari kebudayaan manusia merupakan pengetahuan bagi manusia itu sendiri untuk mempermudah kehidupannya. Mata pelajaran dikelompokkan kedalam tiga bagian, yakni :
a.    Mata pelajaran umum dan mata pelajaran khusus. Yang dikategorikan sebagai mata pelajaran umum yakni kegiatan yang berkenaan dengan pemerintahan, kehidupan sosial budaya, sistem nilai/moral. Dalam struktur kurikulum mata pelajaran tersebut disebut pendidikan umum (general education) sedangkan pengetahuan yang diperlukan untuk hidup manusia secara khusus misalnya untuk memenuhi dunia kerja. Dalam struktur kurikulum pengetahuan khusus tersebut disebut pendidikan keahlian, contohnya seperti mata pelajaran ekonomi dan pelajaran teknik.
b.    Mata pelajaran deskriptif. Adalah pengetahuan yang umumnya bersifat fakta misalnya struktur tumbuhan dan binatang dan yang bersifat prinsip misalnya hukum, dll.
c.    Mata pelajaran normatif. Berisikan aturan untuk mengadakan pilihan moral.

3.      Kriteria memilih mata pelajaran
    Ada beberapa kriteria yang bisa digunakan dalam memilih mata pelajaran sebagai kurikulum, antara lain :
1.  Pentingnya mata pelajaran dalam kerangka ilmu pengetahuan. Artinya mata pelajaran yang dipilih harus jelas kedudukannya dalam konteks ilmiah sehingga jelas apa yang harus dipelajari.
2.   Mata pelajaran harus tahan uji.
3.    Kegunaan bagi anak didik dan masyarakat pada umumnya. Artinya, mata pelajaran yang dipilih bermanfaat dan memiliki kontribusi tinggi terhadap perkembangan anak didik.
4.    Silabus pelajaran
Setelah mata pelajaran sebagai isi kurikulum ditetapkan, langkah berikutnya menetapkan pokok-pokok bahan pengajaran atau dikenal dengan silabus. Ada tiga hal yang harus ada dalam silabus, yakni tujuan mata pelajaran, ruang lingkup bahan pelajaran (keluasan dan kedalamanya), dan urutan penyajian bahan yakni memilih bahan baik dalam runtunan untuk batang tubuh mata pelajaran itu sendiri maupun untuk penyebarannya berdasarkan semester.
E.     Strategi pelaksanaan kurikulum
Komponen strategi pelaksanaan kurikulum memberi petunjuk bagaimana kurikulum itu dilaksanakan disekolah. Ada beberapa unsur dalam strategi pelaksanaan kurikulum, yakni :
a.    Proses belajar dan mengajar
 Proses belajar mengajar merupakan kegiatan nyata mempengaruhi anak didik dalam satu situasi yang memungkinkan terjadinya interaksi antara guru dan siswa, siswa dengan siswa atau siswa dengan lingkungannya. Oleh sebab itu, fungsi kurikulum sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan esensinya ada dalam proses belajar mengajar. Komponen yang harus terdapat dalam proses belajar mengajar untuk digerakkan supaya anak didik mencapai tujuan pengajaran adalah : bahan pengajaran atau isi, alat bantu pengajaran, penilaian atau evaluasi.
b.         Bimbingan penyuluhan
 Bimbingan pada hakikatnya adalah proses bantuan khusus kepada para siswa dengan memperhatikan kenyataan tentang adanya kesulitan yang dihadapi dalam rangka pengembangan dirinya yang optimal. Tujuan utama dari bimbingan disekolah adalah untuk pengembangan kemampuan siswa dan kesanggupan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya.
c.    Administrasi dan supervisi
Pelaksanaan kurikulum menuntut adanya upaya bersama yang terencana agar tujuan pendidikan dapat dicapai secara optimal. Upaya tersebut berkenaan dengan administrasi, yakni usaha mendayahgunakan semua sumber baik materil maupun personal secara efektif dan efesien. Keberhasilan pendidikan disekolah satu diantara bergantung pada kemampuan atau kompetensi administrator. Minimal ada tiga kompetensi yang diperlukan yakni kompetensi kognitif, berkenaan dengan pengetahuan administrator mengenai teori administrasi dan segala aspeknya, kompetensi afektif berkenaan dengan sikap dan tanggung jawab terhadap tugas sebagai administrator, dan kompetensi psikomotor berkenaan dengan keterampilan dalam melaksanakn tugas administrasi.
d. Sarana kulikuler
Sarana kurikuler yang termasuk penting dalam menunjang pelaksanaan kurikulum, antara lain : Sarana instruksional mencakup alat laboratorium, alat peraga pengajaran, buku pelajaran/perpustakaan. Sarana personil mencakup tercukupinya jumlah staf sekolah terutama tenaga guru, tenaga non guru. Dan sarana material mencakup kebutuhan alat-alat, fasilitas seperti ruang kelas, ruang rapat,dll.
e. Penilaian hasil belajar
Untuk menetapkan berhasil tidaknya anak didik mencapai tujuan pengajaran diperlukan tindakan penilaian. Dengan tindakan penilaian dapat diketahui tingkat peguasaan tujuan oleh siswa sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar mengajar. Penilaian hasil belajar dilakukan dalam dua tahap, tahap pertama yakni penilaian normatif yaitu penilaian yang dilakukan diakhir program belajar mengajar. Tahap kedua, penilaian yang dilakukan pada akhir program unit program misalnya akhir semester, penilaian ini disebut penilaian sumatif.
F.     Organisasi kurikulum
Terdapat enam ragam pengorganisasian kurikulum :
1.      Mata pelajaran terpisah
Kurikulum terdiri dari sejumlah mata pelajaran yang terpiah-pisah, yang diajarkan sendiri-sendiri tanpa hubungan dengan mata pelajaran yang lainnya.
2.      Mata pelajaran berkolerasi
Korelasi di adakan sebagai upaya untuk mengurangi kelemahan-kelemahan sebagai akibat pemisahan mata pelajaran.
3.      Bidang studi
Organisasi kurikulum yang berupa peleburan beberapa pelajaran yang sejenis dan memiliki ciri-ciri yang sama serta di fungsikan sebagai dalam satu bidang pengajaran atau bidang studi.
4.      Program yang berpusat pada anak
Program kurikulum yang menitik beratkan pada kegiatan-kegiatan peserta didik , bukan pada mata pelajaran.
5.      Inti masalah
Suatu pogram yang berupa unit-unit masalah.masalah tersebut diambildari suatu mata pelajaran tertentu, dan mata pelajaran yang lainnya di berikan melalui kegiatan-kegiatan dalam upaya memecahkan masalahnya.
6.      Ecletic program
Suatu pogram yang mencari keseimbangan antara organisasi kurikulum yang terpusat pada mata pelajaran dan peserta didik.
G.    Evaluasi kurikulum
Evaluasi kurikulum dimaksudkan menilai suatu kurikulum sebagai program pendidikan untuk menetuken efesiensi, efektifitas, relevansi dan produktifitas program dalam mencapai tujuan pendidikan. Adapun ruang lingkup/objek dari evaluasi kurikulum antara lain : Evaluasi terhadap input kurikulum mencakup evaluasi sumber daya yang dapat menunjang program pendidikan seperti dana, sarana, tenaga, dll.Evaluasi proses mencakup penilaian terhadap strategi pelaksanaan kurikulum mencakup proses belajar mengajar, bimbingan, administrasi, sarana instruksional, penilaian hasil belajat. Evaluasi output mencakup penilaian terhadap pendidikan baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Danevaluasi dampak mencakup penilaian terhadap kemampuan lulusan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang dibebankan.Evaluasi kurikulum bertujuan memperbaiki dan menyempurnakan program pendidikan untuk siswa dan strategi bagaimana program itu harus dilaksanakan.


















BAB III
PENUTUP

B.     Simpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, terkait dengan komponen pengembangan kurikulum, maka simpulan dapat diuraikan sebagai berikut :
1.   Tujuan kurikulum pada hakikatnya adalah tujuan dari setiap program pendidikan yang akan di berikan pada setiap peserta didik.Tujuan institusional, tujuan mata pelajaran atau tujuan kurikuler, tujuan pengajaran atau tujuan instruksional.
2. Domain efektif  berkenaan dengan sikap, nilai-nilai ,dan apresiasi.Menurut krathowohl DR,Bloom , BS dan Masia BB (1964), dalam bukunya Taxonomi of Education Objectives Handbook II : Affective Domain bahwa domain efektif memiliki lima tingkatan atau tataran yaitu : Penerimaan (receiving),merespon (responding ), menilai (valuing), mengorganisasi (organization), karakterisasi  Nilai
3.  Domain psikomotor adalah tujuan yang berhubungan dengan kemampuan keterampilan atau skil seseorang.Ada tujuh tingkatan yang termasuk kedalam domain ini: Persepsi (perception), kesiapan (set), meniru (imitation),membiasakan (habitual), menyesuaian(adaptation), menciptakan(organization ).
4. Kriteria memilih isi kurikulum: Isi kurikulum harus sesuai, tepat dan bermakna bagi perkembangan siswa; Isi kurikulum harus mencerminkan kenyataan social, isi kurikulum dapat mencapai tujuan yang komprehensif, artinya mengandung aspek intelektual, moral, social; Isi kurikulum harus mengandung pengetahuan ilmiah yang tahan uji; Isi kurikulum harus dapat menunjang tercapainya tujuan pendidikan..
5.  Ada beberapa unsur dalam strategi pelaksanaan kurikulum, yakni : 1. Proses belajar dan mengajar; 2. Bimbingan penyuluhan; 3. Administrasi dan supervise; 4. Sarana kulikuler; 5. Penilaian hasil belajar.
6.  Terdapat enam ragam pengorganisasian kurikulum : Mata pelajaran terpisah,Mata pelajaran berkolerasi, Bidang studi, Program yang berpusat pada anak, Inti masalah, Ecletic pogram,
7.   Evaluasi kurikulum dimaksudkan menilai suatu kurikulum sebagai program pendidikan untuk menetuken efesiensi, efektifitas, relevansi dan produktifitas program dalam mencapai tujuan pendidikan.
Ruang lingkup/objek dari evaluasi kurikulum antara lain : input kurikulum, evaluasi proses, evaluasi output,evaluasi dampak

DAFTAR PUSTAKA

Prof. DR. Sholeh Hidayat, M.Pd. Pengembangan Kurikulum Baru. 2013.Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
DR. H. Nana Sudjana. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum Di Sekolah. 2008. Bandung: Sinar Baru Algensindo


Tidak ada komentar:

Posting Komentar