BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Kurikulum
merupakan suatu sistem, memiliki komponen-komponen yang saling berkaitan antara
satu dengan yang lainnya, yaitu komponen (1) tujuan, (2) isi /bahan ajar, (3)
strategi atau metode, (4) organisasi dan (5) evaluasi.
Komponen-komponen tersebut
, baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama menjadi dasar utama
dalam upaya mengembangkan sistem pembelajaran.
Berkaitan dengan hal ini
ada tiga hal yang menjadi pengertian khusus , yaitu
1)
Pengertian pengembangan kurikulum yang
berbeda dengan pengertian perencanaan kurikulum
2)
Karakteristik pengembangan kurikulum.
3) Kerangka
umum pengembangan kurikulum
B . Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah tersebut, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
A. Apakah
tujuan kurikulum?
B. Apa
yang dimaksud dengan domain afektif ?
C. Apa
yang dimaksud domain psikomotor ?
D. Bagaimanakah isi
kurikulum/bahan ajar?
E. Bagaimanakah strategi,
metode pembelajaran, dan strategi pelaksanaan kurikulum?
F. Apa
saja Organisasi kurikulum?
G. Apa
yang dimaksud dengan evaluasi kurikulum?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Teoritis
Untuk mengetahui
bagaimanakah komponen pengembangan kurikulum.
2. Tujuan Praktis
a. Untuk mengetahui
apa tujuan kurikulum.
b. Untuk
mengetahui apa yang dimaksud dengan domain afektif.
c. Untuk
mengetahui apa yang dimaksud dengan domain psikomotor.
d. Untuk
mengetahui bagaimana isi kurikulum/bahan ajar.
e. Untuk mengetahui bagaimana strategi,
metode pembelajaran, dan strategi pelaksanaan
kurikulum.
f. Untuk
mengetahui apa saja Organisasi kurikulum.
g. Untuk
mengetahui apa yang dimaksud dengan evaluasi kurikulum.
D. Metode Penulisan
Dalam penyusunan makalah
ini penyusun menggunakan metode studi pustaka yang bersumber pada literatur
yang ada dalam buku, artikel dan internet.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tujuan
kurikulum
Tujuan
kurikulum pada hakikatnya adalah tujuan dari setiap program pendidikan yang
akan di berikan pada setiap peserta didik. Dalam sistem pendidikan
nasional, tujuan kurikulum harus dijabarkan dari tujuan umum pendidikan yaitu
falsafah negara (pancasila). Pendidikan nasional berdasarkan pancasila
bertujuan meningkatkan kualitas manusia indonesia yang bisa mandiri dalam
konteks kehidupan pribadinya, masyarakat, bangsa dan negara yakni manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Mahaesa, berbudi pekerti luhur,
berkepribadian, disiplin, kerja keras, tanggung jawab, cerdas, dan terampil
serta sehat jasmani dan rohani.
Berdasarkan hakikat dari tujuan diatas dijabarkan
sejumlah tujuan kurikulum mulai dari tujuan kelembagaan pendidikan atau tujuan
institusional, tujuan mata pelajaran atau tujuan kurikuler dan tujuan
pengajaran atau tujuan instruksional.
1.
Tujuan
institusional,
adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap lembaga pendidikanmisalnya SD,
SMP, SMA, perguruan tinggi. Artinya kemampuan yang diharapkan dimiliki anak
didik setelah mereka menyelesaikan program studinya di lembaga pendidikan yang
ditempuh.
2.
Tujuan
kurikuler, tujuan
ini merupakan penjabaran dari tujuan institusional sehingga sifatnya lebih
khusus. Tujuan kurikuler adalah tujuan-tujuan bidang studi atau mata pelajaran
sehingga mencerminkan hakikat keilmuwan yang ada didalamnya. Secara operasional
tujuan kurikuler adalah rumusan kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki anak
didik setelah mereka menyelesaikan atau menempuh bidang studi tersebut. Oleh
karena itu tujuan institusional tercapai bila semua tujuan kurikuler telah
dikuasai oleh peserta didik. Mengingat tujuan kurikuler dijabarkan dari tujuan
institusional, maka makna rumusan setiap tujuan kurikuler harus sama, perbedaan
terletak dalam hakikat keilmuwan yang dipelajari oleh setiap mata pelajaran.
3.
Tujuan
instruksional, tujuan
ini dijabarkan dari tujuan kurikuler. Tujuan ini adalah tujuan yang langsung
dihadapkan kepada anak didik sebab harus dapat dicapai setelah anak didik
menempuh proses belajar mengajar. Ada dua jenis tujuan instruksional yakni
tujuan instruksional umum (TIU) tujuan instruksional khusus (TIK). Perbedaan
kedua tujuan tersebut terletak dalam kemampuan yang diharapkan dikuasai peserta
didik. TIU sifatnya lebih luas dan mendalam sedangkan TIK terbatas dan harus
dapat diukur pada saat berlangsungnya proses mengajar. Asumsinya bila beberapa
TIK tercapai berarti TIU dikuasai anak, berarti tujuan kurikuler tercapai.
B. Domain
Efektif
Domain efektif berkenaan
dengan sikap, nilai-nilai ,dan apresiasi. Domain ini merupakan bidang tujuan
pendidikan kelanjutan dari domain kognitif . artinya, seseorang hanya akan
memiliki sikap tertentu terhadap suatu objek apabila telah memiliki kemampuan
kognitif tingkat tinggi. Menurut krathowohl DR,Bloom , BS dan Masia BB (1964),
dalam bukunya Taxonomi of Education Objectives Handbook II : Affective
Domain bahwa domain efektif memiliki lima tingkatan atau tataran yaitu
:
1) Penerimaan
(receiving)
Penerimaan adalah sikap
kesadaran atau ke pekaan seseorang terhadap gejala , kondisi , keadaan ataupun
sebuah masalah .
2) Merespon
(responding )
Merespon atau menanggapi
ditunjukan oleh kemauan untuk berartisipasi aktif dalam kegiatan tertentu
seperti kemauan untuk menyelesaikan tugas tepat waktu, kemauan untuk mengikuti
pelajaran, kemampuan untuk membantu orang lain dan sebagainya.
3) Menilai
(valuing)
Tujuan ini berkenaan dengan
kemauan untuk member penilaian atau kepercayaan kepada gejala atau suatu objek
tertentu.
4) Mengorganisasi
(organization)
Tujuan untuk berhubungan
dengan organisasi ini berkenaan dengan pengembangan nilai kedalam sistem
organisasi tertentu, termasuk hubungan antara nilai dan tingkat
prioritas nilai-nilai itu .
5) Karakterisasi Nilai
Tujuan ini adalah
mengadakan sintesis dan internalisasi sistem nilai dengan pengkajian secara
mendalam .
C. Domain
Psikomotor
Domain psikomotor adalah
tujuan yang berhubungan dengan kemampuan keterampilan atau skil seseorang. Ada
tujuh tingkatan yang termasuk kedalam domain ini :
1. Persepsi
(perception)
Persepsi merupakan
kemampuan seseorang dalam memandang sesuatu yang di permasalahkan.
2. Kesiapan
(set)
Kesiapan berhubungan dengan
kesediaan seseorang untuk melatih diri tentang keterampilan tertentu yang di
refleksikan dengan perilaku-perilaku khusus.
3. Meniru
(imitation)
Meniru adalah kemampuan
seseorang dalam memperaktikan dalam gerakan-gerakan sesuai dengan contoh yang
diamatinya.
4. Membiasakan(
habitual)
Kemampuan habitual sudah
merupakan kemampuan yang didorong oleh kesadaran dirinya walaupun gerakan yang
dilakukan masih seperti pola yang ada.
5. Menyesuaikan (adaptation)
Kemampuan atau beradaptasi
gerakan yang sudah disesuaikan dengan keadaan situasi dan kondisi yang ada.
6. Menciptakan (
organization )
Tahap akhir adalah tahap
mengorganisasikan, yakni kemampuan seseorang untuk berkreasi dan mencipta
sendiri suatu karya.
Taksonomi psikomotorik yang
dikemukakan oleh Harraw terdiri atas enam tataran yaitu sebagai berikut :
a. Gerakan
refleks, yaitu renspon gerakan yang tidak di sadari yang di miliki sejak lahir.
b. Gerakan
dasar, yaitu gerakan-gerakan dasar yang menuntun kepada penampilan yang
sikapnya kompleks.
c. Kemampuan
perseptual, yaitu kombinasi dari kemampuan kognitif dan gerakan.
d. Kemampuan
fisik, yaitu kemampuan yang diperlukan.
e.
Gerakan keterampilan , yaitu gerakan-gerakan yang memerlukan belajar, misalnya
keterampilan dalam olahraga, reaksidan menari.
f. Komunikasi
nondiskursif, yaitu kemampuan untuk berkomunikasi dengan menggunakan gerakan .
misalnya ekspresi wajah (mimik) postur, dsb.
D. Isi
Kurikulum/Bahan Ajar
Adalah segala sesuatu yang
ditawarkan kepada siswa sebagai pembelajar dalam kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan. Isi kurikulum meliputi mata-mata pelajaran yang harus
dipelajari siswa dan isi pogram masing-masing mata pelajaran tersebut. Materi
pembelajaran disusun secara logis dan sistematis, dalam bentuk :
1. Teori
: seperangkat konstruk atau konsep, definisi atau preposisi yang saling
berhubungan, yang menyajikan pendapat sistematiktentang gejala dengan
menspesifikasi hubungan antara variabel-variabel dengan maksud menjelaskan dan
meramalkan dengan gejala tersebut.
2.
Konsep : suatu abstraksi yang di bentuk oleh organisasi dari ke
khususan-kehususan merupakan definisi singkat dari sekelompok fakta dan gejala.
3. Generalisasi
: kesimpulan umum berdasarkan hal-hal yang khusus, bersumber dari analisis,
pendapat atau pembuktian dalam penelitian .
4. Prinsip
: ide utama , pola sekema yang ada dalam materi yang mengembangkan hubungan
antara beberapa konsep.
5. Prosedur
: seri langkah-langkah yang berurutan dalam materi pelajaran yang harus di
lakukan peserta didik.
6. Fakta
: sejumlah informasi khusus dalam materi yang di anggap penting, terdiri dari
terminologi, orang dan tempat serta kejadian.
7. Istilah
: kata- kata perbendaharaan yang baru dan khusus yang diperkenalkan dalam
materi.
8. Contoh
/ ilustrasi : hal atau tindakan atau proses yang bertujuan untuk memperjelas
suatu uraian atau pendapat.
9. Definisi
: penjelasan tentang makna atau pengertian tentang suatu hal / kata dalam garis
besarnya.
10. Preposisi
: cara yang di gunakan untuk menyampaikan materi pelajaran dalam upaya mencapai
tujuan kurikulum.
Dalam menentukan isi kurikulum baik yang berkenaan
dengan pengetahuan ilmiah maupun pengalaman belajar disesuaikan dengan tingkat
dan jenjang pendidikan, perkembangan yang terjadi dalam masyarakat,
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ada tiga pengetahuan dasar
manusia, pertama pengetahuan logika yakni berkenaan dengan ilmu yang telah
diterima secara universal dan teruji kebenarannya. Kedua, pengetahuan etika
yakni berkenaan dengan nilai moral dan sosial yang telah diterima dimasyarakat
sebagai acuan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Ketiga, pengetahuan
yang berkenaan dengan seni. Ketiga pengetahuan tersebut berkembang sangat pesat
sehingga melahirkan beberapa cabang pengetahuan seperti IPA, IPS dan Ilmu
pengetahuan humaniora, dsb. Dengan banyaknya pilihan kurikulum kita harus
memilih manakah kurikulum yang pantas diberiakn kepada siswa. Untuk sampai pada
pilihan tersebut maka perancang kurikulum harus menentukan kriteria dalam
memilih pengetahuan sebagai isi kurikulum.
1. Kriteria memilih
isi kurikulum
Ada beberapa kriteria
yang dapat membantu para perancang kurikulum dalam menentukan isi kurikulum.
Kriteria tersebut antara lain :
a.
Isi
kurikulum harus sesuai, tepat dan bermakna bagi perkembangan siswa
b.
Isi
kurikulum harus mencerminkan kenyataan sosial.
c.
Isi
kurikulum dapat mencapai tujuan yang komprehensif, artinya mengandung aspek
intelektual, moral, sosial.
d.
Isi
kurikulum harus mengandung pengetahuan ilmiah yang tahan uji.
e.
Isi
kurikulum harus dapat menunjang tercapainya tujuan pendidikan. Isi kurikulum
disusun dalam bentuk program pendidikan yang nantinya dijabarkan dan
dilaksanakan melalui proses pengajaran.
2. Mata pelajaran
sebagai isi kurikulum
Mata pelajaran
sebagai bagian dari kebudayaan manusia merupakan pengetahuan bagi manusia itu
sendiri untuk mempermudah kehidupannya. Mata pelajaran dikelompokkan kedalam
tiga bagian, yakni :
a. Mata pelajaran umum dan mata
pelajaran khusus. Yang dikategorikan sebagai mata pelajaran umum yakni
kegiatan yang berkenaan dengan pemerintahan, kehidupan sosial budaya, sistem
nilai/moral. Dalam struktur kurikulum mata pelajaran tersebut disebut
pendidikan umum (general education) sedangkan pengetahuan yang diperlukan untuk
hidup manusia secara khusus misalnya untuk memenuhi dunia kerja. Dalam struktur
kurikulum pengetahuan khusus tersebut disebut pendidikan keahlian, contohnya
seperti mata pelajaran ekonomi dan pelajaran teknik.
b. Mata pelajaran deskriptif. Adalah
pengetahuan yang umumnya bersifat fakta misalnya struktur tumbuhan dan binatang
dan yang bersifat prinsip misalnya hukum, dll.
c. Mata pelajaran normatif. Berisikan
aturan untuk mengadakan pilihan moral.
3. Kriteria memilih
mata pelajaran
Ada beberapa kriteria yang bisa
digunakan dalam memilih mata pelajaran sebagai kurikulum, antara lain :
1. Pentingnya mata pelajaran dalam kerangka
ilmu pengetahuan. Artinya mata pelajaran yang dipilih harus jelas kedudukannya
dalam konteks ilmiah sehingga jelas apa yang harus dipelajari.
2. Mata pelajaran harus tahan uji.
3. Kegunaan bagi anak didik dan
masyarakat pada umumnya. Artinya, mata pelajaran yang dipilih bermanfaat dan
memiliki kontribusi tinggi terhadap perkembangan anak didik.
4. Silabus pelajaran
Setelah
mata pelajaran sebagai isi kurikulum ditetapkan, langkah berikutnya menetapkan
pokok-pokok bahan pengajaran atau dikenal dengan silabus. Ada tiga hal yang
harus ada dalam silabus, yakni tujuan mata pelajaran, ruang lingkup bahan
pelajaran (keluasan dan kedalamanya), dan urutan penyajian bahan yakni memilih
bahan baik dalam runtunan untuk batang tubuh mata pelajaran itu sendiri maupun
untuk penyebarannya berdasarkan semester.
E. Strategi pelaksanaan kurikulum
Komponen strategi pelaksanaan kurikulum memberi petunjuk
bagaimana kurikulum itu dilaksanakan disekolah. Ada beberapa unsur dalam
strategi pelaksanaan kurikulum, yakni :
a. Proses belajar dan mengajar
Proses
belajar mengajar merupakan kegiatan nyata mempengaruhi anak didik dalam satu
situasi yang memungkinkan terjadinya interaksi antara guru dan siswa, siswa
dengan siswa atau siswa dengan lingkungannya. Oleh sebab itu, fungsi kurikulum
sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan esensinya ada dalam proses
belajar mengajar. Komponen yang harus terdapat dalam proses belajar mengajar
untuk digerakkan supaya anak didik mencapai tujuan pengajaran adalah : bahan
pengajaran atau isi, alat bantu pengajaran, penilaian atau evaluasi.
b. Bimbingan
penyuluhan
Bimbingan pada hakikatnya adalah proses bantuan
khusus kepada para siswa dengan memperhatikan kenyataan tentang adanya
kesulitan yang dihadapi dalam rangka pengembangan dirinya yang optimal. Tujuan
utama dari bimbingan disekolah adalah untuk pengembangan kemampuan siswa dan
kesanggupan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya.
c. Administrasi dan supervisi
Pelaksanaan kurikulum menuntut adanya upaya bersama yang
terencana agar tujuan pendidikan dapat dicapai secara optimal. Upaya tersebut
berkenaan dengan administrasi, yakni usaha mendayahgunakan semua sumber baik
materil maupun personal secara efektif dan efesien. Keberhasilan pendidikan disekolah
satu diantara bergantung pada kemampuan atau kompetensi administrator. Minimal
ada tiga kompetensi yang diperlukan yakni kompetensi kognitif, berkenaan dengan
pengetahuan administrator mengenai teori administrasi dan segala aspeknya,
kompetensi afektif berkenaan dengan sikap dan tanggung jawab terhadap tugas
sebagai administrator, dan kompetensi psikomotor berkenaan dengan keterampilan
dalam melaksanakn tugas administrasi.
d. Sarana kulikuler
Sarana kurikuler yang termasuk penting dalam menunjang pelaksanaan
kurikulum, antara lain : Sarana instruksional mencakup alat laboratorium, alat
peraga pengajaran, buku pelajaran/perpustakaan. Sarana personil mencakup
tercukupinya jumlah staf sekolah terutama tenaga guru, tenaga non guru. Dan
sarana material mencakup kebutuhan alat-alat, fasilitas seperti ruang kelas,
ruang rapat,dll.
e. Penilaian hasil belajar
Untuk menetapkan berhasil tidaknya anak didik mencapai
tujuan pengajaran diperlukan tindakan penilaian. Dengan tindakan penilaian
dapat diketahui tingkat peguasaan tujuan oleh siswa sebagai dasar untuk
memperbaiki proses belajar mengajar. Penilaian hasil belajar dilakukan dalam
dua tahap, tahap pertama yakni penilaian normatif yaitu penilaian yang
dilakukan diakhir program belajar mengajar. Tahap kedua, penilaian yang
dilakukan pada akhir program unit program misalnya akhir semester, penilaian
ini disebut penilaian sumatif.
F. Organisasi
kurikulum
Terdapat enam ragam
pengorganisasian kurikulum :
1. Mata
pelajaran terpisah
Kurikulum terdiri dari sejumlah
mata pelajaran yang terpiah-pisah, yang diajarkan sendiri-sendiri tanpa
hubungan dengan mata pelajaran yang lainnya.
2. Mata
pelajaran berkolerasi
Korelasi di adakan sebagai
upaya untuk mengurangi kelemahan-kelemahan sebagai akibat pemisahan mata
pelajaran.
3. Bidang
studi
Organisasi kurikulum yang
berupa peleburan beberapa pelajaran yang sejenis dan memiliki ciri-ciri yang
sama serta di fungsikan sebagai dalam satu bidang pengajaran atau bidang studi.
4. Program
yang berpusat pada anak
Program kurikulum yang
menitik beratkan pada kegiatan-kegiatan peserta didik , bukan pada mata
pelajaran.
5. Inti
masalah
Suatu pogram yang berupa
unit-unit masalah.masalah tersebut diambildari suatu mata pelajaran tertentu,
dan mata pelajaran yang lainnya di berikan melalui kegiatan-kegiatan dalam
upaya memecahkan masalahnya.
6. Ecletic
program
Suatu pogram yang mencari
keseimbangan antara organisasi kurikulum yang terpusat pada mata pelajaran dan
peserta didik.
G. Evaluasi kurikulum
Evaluasi kurikulum dimaksudkan menilai suatu kurikulum
sebagai program pendidikan untuk menetuken efesiensi, efektifitas, relevansi
dan produktifitas program dalam mencapai tujuan pendidikan. Adapun ruang
lingkup/objek dari evaluasi kurikulum antara lain : Evaluasi terhadap
input kurikulum mencakup evaluasi sumber daya yang dapat menunjang
program pendidikan seperti dana, sarana, tenaga, dll.Evaluasi proses mencakup
penilaian terhadap strategi pelaksanaan kurikulum mencakup proses belajar
mengajar, bimbingan, administrasi, sarana instruksional, penilaian hasil
belajat. Evaluasi output mencakup penilaian terhadap
pendidikan baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Danevaluasi dampak mencakup
penilaian terhadap kemampuan lulusan dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawab yang dibebankan.Evaluasi kurikulum bertujuan memperbaiki dan
menyempurnakan program pendidikan untuk siswa dan strategi bagaimana program
itu harus dilaksanakan.
BAB III
PENUTUP
B. Simpulan
Berdasarkan pembahasan di
atas, terkait dengan komponen pengembangan kurikulum, maka simpulan dapat
diuraikan sebagai berikut :
1. Tujuan
kurikulum pada hakikatnya adalah tujuan dari setiap program pendidikan yang
akan di berikan pada setiap peserta didik.Tujuan institusional, tujuan mata
pelajaran atau tujuan kurikuler, tujuan pengajaran atau tujuan instruksional.
2. Domain
efektif berkenaan dengan sikap, nilai-nilai ,dan apresiasi.Menurut
krathowohl DR,Bloom , BS dan Masia BB (1964), dalam bukunya Taxonomi of
Education Objectives Handbook II : Affective Domain bahwa domain
efektif memiliki lima tingkatan atau tataran yaitu : Penerimaan (receiving),merespon
(responding ), menilai (valuing), mengorganisasi (organization),
karakterisasi Nilai
3. Domain
psikomotor adalah tujuan yang berhubungan dengan kemampuan keterampilan atau
skil seseorang.Ada tujuh tingkatan yang termasuk kedalam domain ini: Persepsi (perception),
kesiapan (set), meniru (imitation),membiasakan (habitual),
menyesuaian(adaptation), menciptakan(organization ).
4. Kriteria
memilih isi kurikulum: Isi kurikulum harus sesuai, tepat dan bermakna bagi
perkembangan siswa; Isi kurikulum harus mencerminkan kenyataan social, isi
kurikulum dapat mencapai tujuan yang komprehensif, artinya mengandung aspek
intelektual, moral, social; Isi kurikulum harus mengandung pengetahuan ilmiah
yang tahan uji; Isi kurikulum harus dapat menunjang tercapainya tujuan
pendidikan..
5. Ada
beberapa unsur dalam strategi pelaksanaan kurikulum, yakni : 1. Proses
belajar dan mengajar; 2. Bimbingan penyuluhan; 3. Administrasi dan
supervise; 4. Sarana kulikuler; 5. Penilaian hasil belajar.
6. Terdapat
enam ragam pengorganisasian kurikulum : Mata pelajaran terpisah,Mata pelajaran
berkolerasi, Bidang studi, Program yang berpusat pada anak, Inti masalah,
Ecletic pogram,
7. Evaluasi
kurikulum dimaksudkan menilai suatu kurikulum sebagai program pendidikan untuk
menetuken efesiensi, efektifitas, relevansi dan produktifitas program dalam
mencapai tujuan pendidikan.
Ruang lingkup/objek dari evaluasi kurikulum antara lain : input kurikulum, evaluasi proses, evaluasi output,evaluasi dampak
Ruang lingkup/objek dari evaluasi kurikulum antara lain : input kurikulum, evaluasi proses, evaluasi output,evaluasi dampak
DAFTAR PUSTAKA
Prof. DR. Sholeh
Hidayat, M.Pd. Pengembangan Kurikulum Baru. 2013.Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
DR. H. Nana Sudjana. Pembinaan
dan Pengembangan Kurikulum Di Sekolah. 2008. Bandung: Sinar Baru
Algensindo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar