Selasa, 17 Oktober 2017

makalah problematika bayi tabung 4

BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar belakang
Saat ini program bayi tabung menjadi salah satu masalah yang cukup serius. Hal ini terjadi karena keinginan pasangan suami – istri yang tidak bisa memiliki keturunan secara alamiah untuk memiliki anak tanpa melakukan adopsi. Atau juga menolong pasangan suami – istri yang memiliki penyakit atau kelainan yang menyebabkan kemungkinan untuk tidak memperoleh keturunan.
Metode bayi tabung diterapkan pertama kalinya pada tanggal 26 Juli 1978 lewat kelahiran seorang bayi asal Inggris bernama louise Brown, di RS Distrik Oldham, Manchester. Proses metode bayi tabung dilakukan oleh DR. Patrick Steptoe ini dilakukan tujuh bulan sebelum Louise lahir, tepatnya bulan November 1977, dengan cara memasukan embrio ke rahim Lesley Brown.
Sejak saat itu, teknologi reproduksi yang dikenal dengan istilah In Vitro Fertilization ( IVF ) ini menjadi awal perkembangan teknologi kedokteran yang berkaitan dengan pembuahan buatan. Di Indonesia, IVF pertama kali diterapkan di RS Anak – Ibu (RSAB) Harapan Kita, Jakarta pada 1987.
Teknik yang kini disebut IVF konvensional itu berhasil melahirkan bayi tabung pertama, Nugroho Karyanto, pada 2 Mei 1988.

B. Latar Belakang
1. Apa pengertian bayi tabung?
2. Bagaimana sejarah bayi tabung?
3. Bagaimana pemecahan masalahnya?








BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bayi Tabung
Bayi tabung adalah proses pembuahan sel telur dan sperma diluar tubuh wanita. Sering disebut “in vitro vertilzation”. In into berasal dari bahasa latin yang berarti gelas /tabung gelas, dan vertilization barasal dari bahasa inggris yang berarti pembuahan. Bayi tabung adalah bayi hasil konsepsinya (pertemuan sel telur dan sperma) yang dilakukan dalam sebuah tabung yang sudah dipersiapkan sedemikian rupa di laboratorium.
Pelayanan terhadap bayi tabung dalam dunia kedokteran dikenal dengan istilah fertilisasi – in – vitro yang memiliki pengertian sebagai berikut : fertilisasi – in – vitro adalah pembuahan sel telur oleh sel sperma di dalam tabung Petri yang dilakukan oleh petugas medis. Inseminasi buatan pada manusia sebagai suatu teknologi reproduksi berupa teknik menempatkan sperma di dalam vagina wanita, pertama kali berhasil dipraktekkan pada tahun 1970. Awal berkembangnya inseminasi buatan bermula dari ditemukannya teknik pengawetan sperma. Sperma bisa bertahan hidup lama bila dibungkus dalam gliserol yang dibenamkan dalam cairan nitrogen pada tempratur – 321 derajat Fahrenheit.

B.Proses Inseminasi Buatan / bayi Tabung
Prosesnya mula – mula dengan suatu alat khusus semacam alat untuk laporoskopi dilakukan pengambilan sel telur dari wanita yang baru saja mengalami evolasi. Kemudian sel telur yang diambil, dibuahi dengan sperma yang sudah dipersiapkan dalam tabung yang suasananya dibuat persis seperti didalam rahim.
Setelah pembuahan hasil konsepsi tersebut dipelihara beberapa saat dalam tabung sampai pada suatu saat tertentu akan dicangkokkan ke dalam rahim wanita tersebut. Selanjutnya diharapkan embrio itu akan tumbuh dalam rahim wanita. Setelah itu kehamilan akan dialami wanita dan perkembangannya akan berlangsung seperti biasa.
Proses Inseminasi Buatan ( Bayi Tabung )
Dalam melakukan Fertilisasi-in-virto transfer embrio dilakukan dalam tujuh tingkatan dasar yang dilakukan oleh petugas medis, yaitu : 
1. Isteri diberi obat pemicu ovulasi yang berfungsi untuk merangsang indung telur mengeluarkan sel telur yang diberikan setiap hari sejak permulaan haid dan baru dihentikan setelah sel – sel telurnya matang
2. Pematangan sel – sel telur di pantau setiap hari melalui pemeriksaan darah isteri dan pemeriksaan ultrasonografi.
3. Pengambilan sel telur dilakukan dengan penusukan jarum ( pungsi ) melalui vagina dengan tuntunan ultrasonografi.
4. Setelah dikeluarkan beberapa sel telur, kemudian sel telur tersebut dibuahi dengan sperma suaminya yang telah diproses sebelumnya dan dipilih yang terbaik.
5. Sel telur dan sperma yang sudah dipertemukan di dalam tabung petri kemudian dibiakkan di dalam lemari pengeram. Pemantauan dilakukan 18 – 20 jam kemudian dan kemudian keesokan harinya diharapkan sudah terjadi pembuahan sel.
6. Embrio yang berada dalam tingkat pembelahan sel ini. Kemudian diimplantasikan ke dalam rahim isteri. Pada periode ini tinggal menunggu terjadinya kehamilan.
7. Jika dalam waktu 14 hari setelah embrio diimplantasikan tidak terjadi menstruasi, dilakukan pemeriksaan air kemih untuk kehamilan, dan seminggu kemudian dipastikan dengan pemeriksaan ultrasonografi.

C.Sejarah Bayi Tabung
Inggris merupakan negara yang menjadi tonggak awal sejarah bayi tabung di dunia . Di sanalah sejumlah dokter untuk pertama kalinya menggagas pelaksanaan program bayi tabung. Bayi tabung pertama yang berhasil dilahirkan dari program tersebut adalah Louise Brown yang lahir pada tahun 1978.Sejarah bayi tabung ini berawal dari upaya untuk mendapatkan keturunan bagi pasangan suami isteri yang mengalami gangguan kesuburan. Sebelum program bayi tabung ditemukan, inseminasi buatan dikenal sebagai metode untuk menyelesaikan masalah tersebut. Inseminasi buatan dilakukan dengan menyemprotkan sejumlah cairan semen suami ke dalam rahim isteri dengan menggunakan bantuan alat suntik. Dengan cara ini sperma diharapkan mudah bertemu dengan sel telur. Sayangnya, tingkat keberhasilan metode inseminasi buatan hanya sebesar 15%.
 Kesuksesan perdana program bayi tabung yang dilakukan secara konvensional/In Vitro Fertilization (IVF) dengan lahirnya Louise Brown membuat program ini semakin diminati oleh negara-negara di dunia. Di Indonesia, sejarah bayi tabung yang pertama dilakukan di RSAB Harapan Kita, Jakarta, pada tahun 1987. Program bayi tabung tersebut akhirnya melahirkan bayi tabung pertama di Indonesia, yakni Nugroho Karyanto pada tahun 1988. Baru setelah itu mulai banyak bermunculan kelahiran bayi tabung di Indonesia. Bahkan jumlahnya sudah mencapai 300 anak.
Kesuksesan program bayi tabung tidak begitu saja memuaskan dunia kedokteran. Upaya untuk mengukir tinta emas sejarah bayi tabung terus berlanjut. Jika selama ini masyarakat hanya mengenal satu teknik proses bayi tabung secara IVF, maka sekarang telah muncul bermacam-macam bayi tabung dengan menggunakan teknik baru yang semakin canggih daripada teknik sebelumnya. Di antaranya adalah Partial Zone Dessection (PZD) dan Subzonal Sperm Intersection (SUZI). Teknik PZD dilakukan dengan menyemprotkan sperma ke sel telur dengan membuat celah pada dinding sel telur terlebih dulu agar memudahkan kontak antara sperma dengan sel telur. Sedangkan pada teknik SUZI, sperma disuntikkan secara langsung ke dalam sel telur. Hanya saja dari sisi keberhasilan, kedua teknik ini dianggap masih belum memuaskan.
Macam-macam bayi tabung selanjutnya adalah dengan menggunakan teknik Intra Cytoplasmic Sperm Injection (ICSI). Teknik ini sangat sesuai jika diterapkan pada kasus sperma yang mutu dan jumlahnya sangat minim. Jika pada teknik IVF konvensional membutuhkan 50 ribu-100 ribu sperma untuk membuahi sel telur, maka pada teknik ICSI hanya membutuhkan satu sperma dengan kualitas bagus. Dengan bantuan pipet khusus, sperma kemudian disuntikkan ke dalam sel telur. Langkah selanjutnya juga serupa dengan teknik IVF konvensional.
Menurut dr. Subyanto DSOG dan dr. Muchsin Jaffar DSPK, tim unit infertilitas Melati, RSAB Harapan kita, di Indonesia program bayi tabung dengan menggunakan teknik ICSI sudah mulai dilakukan sejak tahun 1995. Dengan pemakaian teknik tersebut, keberhasilan bayi tabung bisa mencapai 30%-40%.
Sejarah bayi tabung nampaknya tidak akan berhenti sampai di sini. Dunia kedokteran akan terus berusaha mengembangkan berbagai penelitian hingga didapatkan teknik bayi tabung yang bisa memberikan tingkat keberhasilan yang paling memuaskan.

D. Pemecahan Masalah
Proses Inseminasi Buatan ( bayi tabung ) dilakukan untuk menolong pasangan suami – isteri yang tidak mungkin memiliki keturunan secara alamiah disebabkan Tuba Falopi isterinya mengalami kerusakan yang permanen.
Menurut Drs. Muhammad Djumhana, S.H. Bayi Tabung pada suatu pihak merupakan hikmah. Dapat membantu pasangan suami – isteri yang subur tetapi karena suatu gangguan pada organ reproduksi, mereka tidak dapat mempunyai anak.
Keuntungan dari proses Inseminasi Buatan ( Bayi Tabung ) yaitu untuk mempermudah melakukan pembuahan kepada pasangan suami – isteri yang memiliki kesulitan untuk itu. Serta dapat memberikan keturunan yang merupakan genetik dari suami dan isteri tersebut.
Kerugiannya sendiri adalah mendapat pandangan yang tidak etis apabila bahan pembuahan tersebut diambil dari orang yang sudah meninggal.

E. Teknologi Bayi Tabung
Pengembangan teknologi bayi tabung pada dasarnya ditujukan untuk membantu pasutri yang mengalami gangguan kesuburan (infertilitas) sehingga kesulitan mendapatkan keturunan. Infertilitas sebenarnya merupakan permasalahan global. Menurut data WHO, 167 (tidak termasuk China) pasangan di dunia yang menikah dalam rentan umur 15-49 tahun mengalami masalah infertilitas (2001). Dengan demikian, keberadaan teknologi bayi tabung diharapkan bisa menjadi alternatif solusi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.

Seiring dengan waktu, teknologi bayi tabung semakin mengalami perkembangan yang sangat signifikan. Selama ini ada tiga macam teknik bayi tabung yang sangat populer dilakukan. Pertama, teknik In Vitro Fertilization (IVF). Pada teknik ini, 50ribu-100ribu sperma dipertemukan dengan satu buah sel telur di dalam cawan petri yang berisi medium kultur sehingga terjadi pembuahan. Teknik IVF diperkenalkan oleh Robert Edward, seorang ilmuwan Inggris, pada tahun 1950-an. Ia melakukan riset bersama Patrick Steptoe, seorang ahli bedah kandungan. Bayi pertama hasil pembuahan dengan teknik ini adalah Louise Brown, seorang bayi perempuan, yang lahir pada tanggal 25 Juli 1978 di Inggris. Bayi tersebut bisa tumbuh normal bahkan sekarang telah melahirkan anak laki-laki dengan proses persalinan yang normal. Hingga saat ini, sudah ada sekitar empat juta orang di dunia yang terlahir dengan teknik IVF. Kelebihan dari teknik IVF antara lain sangat mudah dilakukan, biayanya relatif murah, dan tidak ada manipulasi pada sel telur (lebih bersifat alami). Namun demikian kelemahannya jika sperma bermasalah maka sperma tidak akan mampu menembus sel telur sehingga pembuahan tidak bisa terjadi.
Kedua, teknik Intra Cytoplasmic Sperm Injection (ICSA). Teknik ini lakukan dengan menginjeksi satu sperma ke dalam satu sel telur sehingga terjadi pembuahan. Kelebihan teknik ini sangat membantu seorang suami yang mengalami kasus azoospermia (tidak adanya sperma yang keluar bersama air mani) atau juga jumlah spermanya sangat sedikit dengan kualitas yang jelek. Teknik ICSA harus didukung oleh sistim pengambilan sperma secara langsung dari testis atau teknologi simpan beku sperma. Hanya saja teknik ini sangat sulit dilakukan karena membutuhkan alat khusus yang disebut micromanipulator sehingga membutuhkan biaya yang relatif lebih mahal.
Ketiga, teknik In Vitro Maturation (IVM). Teknik bayi tabung ini merupakan teknik terbaru. Teknik tersebut dilakukan dengan mematangkan dahulu sel telur di laboratorium baru kemudian dibuahi. Tingkat keberhasilan teknik ini dinilai sangat memuaskan. Selain itu prosedurnya juga sangat sederhana. Yakni dilakukan hanya pada satu siklus haid saja sehingga bisa meminimalisasi penggunaan obat hormonal. Biayanya juga relatif lebih murah jika dibandingkan dengan teknik IVF. Tidak mengherankan jika teknik ini sangat diminati oleh negara-negara di dunia.


                                   















BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Proses Inseminasi Buatan / Bayi Tabung memiliki dampak positif dan negatif bagi manusia.
2. Perkembangan Bayi Tabung dapat memberikan solusi dalam membantu pasangan – pasangan yang memiliki kesulitan untuk memiliki keturunan.

B. Saran 
Perlu memperhatikan masalah pandangan hukum dan agama dalam proses bayi tabung atau Inseminasi Buatan.




















DAFTAR PUSTAKA

-          Webcerdas.blogspot.com
-          Wikipedia Bahasa Indonesia


Tidak ada komentar:

Posting Komentar