BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar
belakang
Saat ini program bayi tabung menjadi
salah satu masalah yang cukup serius. Hal ini terjadi karena keinginan pasangan
suami – istri yang tidak bisa memiliki keturunan secara alamiah untuk memiliki
anak tanpa melakukan adopsi. Atau juga menolong pasangan suami – istri yang
memiliki penyakit atau kelainan yang menyebabkan kemungkinan untuk tidak
memperoleh keturunan.
Metode bayi tabung diterapkan pertama kalinya pada tanggal 26 Juli 1978 lewat kelahiran seorang bayi asal Inggris bernama louise Brown, di RS Distrik Oldham, Manchester. Proses metode bayi tabung dilakukan oleh DR. Patrick Steptoe ini dilakukan tujuh bulan sebelum Louise lahir, tepatnya bulan November 1977, dengan cara memasukan embrio ke rahim Lesley Brown.
Sejak saat itu, teknologi reproduksi yang dikenal dengan istilah In Vitro Fertilization ( IVF ) ini menjadi awal perkembangan teknologi kedokteran yang berkaitan dengan pembuahan buatan. Di Indonesia, IVF pertama kali diterapkan di RS Anak – Ibu (RSAB) Harapan Kita, Jakarta pada 1987.
Teknik yang kini disebut IVF konvensional itu berhasil melahirkan bayi tabung pertama, Nugroho Karyanto, pada 2 Mei 1988.
Metode bayi tabung diterapkan pertama kalinya pada tanggal 26 Juli 1978 lewat kelahiran seorang bayi asal Inggris bernama louise Brown, di RS Distrik Oldham, Manchester. Proses metode bayi tabung dilakukan oleh DR. Patrick Steptoe ini dilakukan tujuh bulan sebelum Louise lahir, tepatnya bulan November 1977, dengan cara memasukan embrio ke rahim Lesley Brown.
Sejak saat itu, teknologi reproduksi yang dikenal dengan istilah In Vitro Fertilization ( IVF ) ini menjadi awal perkembangan teknologi kedokteran yang berkaitan dengan pembuahan buatan. Di Indonesia, IVF pertama kali diterapkan di RS Anak – Ibu (RSAB) Harapan Kita, Jakarta pada 1987.
Teknik yang kini disebut IVF konvensional itu berhasil melahirkan bayi tabung pertama, Nugroho Karyanto, pada 2 Mei 1988.
B.
Latar Belakang
1. Apa pengertian bayi tabung?
2. Bagaimana sejarah bayi tabung?
3. Bagaimana pemecahan masalahnya?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Bayi Tabung
Bayi tabung adalah proses pembuahan
sel telur dan sperma diluar tubuh wanita. Sering disebut “in vitro
vertilzation”. In into berasal dari bahasa latin yang berarti gelas /tabung gelas,
dan vertilization barasal dari bahasa inggris yang berarti pembuahan. Bayi
tabung adalah bayi hasil konsepsinya (pertemuan sel telur dan sperma) yang
dilakukan dalam sebuah tabung yang sudah dipersiapkan sedemikian rupa di
laboratorium.
Pelayanan terhadap bayi tabung dalam
dunia kedokteran dikenal dengan istilah fertilisasi – in – vitro yang memiliki
pengertian sebagai berikut : fertilisasi – in – vitro adalah pembuahan sel
telur oleh sel sperma di dalam tabung Petri yang dilakukan oleh petugas medis.
Inseminasi buatan pada manusia sebagai suatu teknologi reproduksi berupa teknik
menempatkan sperma di dalam vagina wanita, pertama kali berhasil dipraktekkan
pada tahun 1970. Awal berkembangnya inseminasi buatan bermula dari ditemukannya
teknik pengawetan sperma. Sperma bisa bertahan hidup lama bila dibungkus dalam
gliserol yang dibenamkan dalam cairan nitrogen pada tempratur – 321 derajat
Fahrenheit.
B.Proses
Inseminasi Buatan / bayi Tabung
Prosesnya mula – mula dengan suatu
alat khusus semacam alat untuk laporoskopi dilakukan pengambilan sel telur dari
wanita yang baru saja mengalami evolasi. Kemudian sel telur yang diambil,
dibuahi dengan sperma yang sudah dipersiapkan dalam tabung yang suasananya
dibuat persis seperti didalam rahim.
Setelah pembuahan hasil konsepsi
tersebut dipelihara beberapa saat dalam tabung sampai pada suatu saat tertentu
akan dicangkokkan ke dalam rahim wanita tersebut. Selanjutnya diharapkan embrio
itu akan tumbuh dalam rahim wanita. Setelah itu kehamilan akan dialami wanita dan
perkembangannya akan berlangsung seperti biasa.
Proses Inseminasi Buatan ( Bayi Tabung )
Dalam melakukan Fertilisasi-in-virto transfer embrio dilakukan dalam tujuh tingkatan dasar yang dilakukan oleh petugas medis, yaitu :
1. Isteri diberi obat pemicu ovulasi yang berfungsi untuk merangsang indung telur mengeluarkan sel telur yang diberikan setiap hari sejak permulaan haid dan baru dihentikan setelah sel – sel telurnya matang
2. Pematangan sel – sel telur di pantau setiap hari melalui pemeriksaan darah isteri dan pemeriksaan ultrasonografi.
3. Pengambilan sel telur dilakukan dengan penusukan jarum ( pungsi ) melalui vagina dengan tuntunan ultrasonografi.
4. Setelah dikeluarkan beberapa sel telur, kemudian sel telur tersebut dibuahi dengan sperma suaminya yang telah diproses sebelumnya dan dipilih yang terbaik.
5. Sel telur dan sperma yang sudah dipertemukan di dalam tabung petri kemudian dibiakkan di dalam lemari pengeram. Pemantauan dilakukan 18 – 20 jam kemudian dan kemudian keesokan harinya diharapkan sudah terjadi pembuahan sel.
6. Embrio yang berada dalam tingkat pembelahan sel ini. Kemudian diimplantasikan ke dalam rahim isteri. Pada periode ini tinggal menunggu terjadinya kehamilan.
7. Jika dalam waktu 14 hari setelah embrio diimplantasikan tidak terjadi menstruasi, dilakukan pemeriksaan air kemih untuk kehamilan, dan seminggu kemudian dipastikan dengan pemeriksaan ultrasonografi.
Dalam melakukan Fertilisasi-in-virto transfer embrio dilakukan dalam tujuh tingkatan dasar yang dilakukan oleh petugas medis, yaitu :
1. Isteri diberi obat pemicu ovulasi yang berfungsi untuk merangsang indung telur mengeluarkan sel telur yang diberikan setiap hari sejak permulaan haid dan baru dihentikan setelah sel – sel telurnya matang
2. Pematangan sel – sel telur di pantau setiap hari melalui pemeriksaan darah isteri dan pemeriksaan ultrasonografi.
3. Pengambilan sel telur dilakukan dengan penusukan jarum ( pungsi ) melalui vagina dengan tuntunan ultrasonografi.
4. Setelah dikeluarkan beberapa sel telur, kemudian sel telur tersebut dibuahi dengan sperma suaminya yang telah diproses sebelumnya dan dipilih yang terbaik.
5. Sel telur dan sperma yang sudah dipertemukan di dalam tabung petri kemudian dibiakkan di dalam lemari pengeram. Pemantauan dilakukan 18 – 20 jam kemudian dan kemudian keesokan harinya diharapkan sudah terjadi pembuahan sel.
6. Embrio yang berada dalam tingkat pembelahan sel ini. Kemudian diimplantasikan ke dalam rahim isteri. Pada periode ini tinggal menunggu terjadinya kehamilan.
7. Jika dalam waktu 14 hari setelah embrio diimplantasikan tidak terjadi menstruasi, dilakukan pemeriksaan air kemih untuk kehamilan, dan seminggu kemudian dipastikan dengan pemeriksaan ultrasonografi.
C.Sejarah
Bayi Tabung
Inggris merupakan negara yang menjadi
tonggak awal sejarah bayi tabung di dunia . Di sanalah sejumlah dokter untuk
pertama kalinya menggagas pelaksanaan program bayi tabung. Bayi tabung pertama
yang berhasil dilahirkan dari program tersebut adalah Louise Brown yang lahir
pada tahun 1978.Sejarah bayi tabung ini berawal dari upaya untuk mendapatkan keturunan
bagi pasangan suami isteri yang mengalami gangguan kesuburan. Sebelum program
bayi tabung ditemukan, inseminasi buatan dikenal sebagai metode untuk
menyelesaikan masalah tersebut. Inseminasi buatan dilakukan dengan
menyemprotkan sejumlah cairan semen suami ke dalam rahim isteri dengan
menggunakan bantuan alat suntik. Dengan cara ini sperma diharapkan mudah
bertemu dengan sel telur. Sayangnya, tingkat keberhasilan metode inseminasi
buatan hanya sebesar 15%.
Kesuksesan perdana program bayi
tabung yang dilakukan secara konvensional/In Vitro Fertilization (IVF) dengan
lahirnya Louise Brown membuat program ini semakin diminati oleh negara-negara
di dunia. Di Indonesia, sejarah bayi tabung yang pertama dilakukan di RSAB
Harapan Kita, Jakarta, pada tahun 1987. Program bayi tabung tersebut akhirnya
melahirkan bayi tabung pertama di Indonesia, yakni Nugroho Karyanto pada tahun
1988. Baru setelah itu mulai banyak bermunculan kelahiran bayi tabung di
Indonesia. Bahkan jumlahnya sudah mencapai 300 anak.
Kesuksesan program bayi tabung tidak
begitu saja memuaskan dunia kedokteran. Upaya untuk mengukir tinta emas sejarah
bayi tabung terus berlanjut. Jika selama ini masyarakat hanya mengenal satu
teknik proses bayi tabung secara IVF, maka sekarang telah muncul bermacam-macam
bayi tabung dengan menggunakan teknik baru yang semakin canggih daripada teknik
sebelumnya. Di antaranya adalah Partial Zone Dessection (PZD) dan Subzonal
Sperm Intersection (SUZI). Teknik PZD dilakukan dengan menyemprotkan sperma ke
sel telur dengan membuat celah pada dinding sel telur terlebih dulu agar
memudahkan kontak antara sperma dengan sel telur. Sedangkan pada teknik SUZI,
sperma disuntikkan secara langsung ke dalam sel telur. Hanya saja dari sisi
keberhasilan, kedua teknik ini dianggap masih belum memuaskan.
Macam-macam bayi tabung selanjutnya
adalah dengan menggunakan teknik Intra Cytoplasmic Sperm Injection (ICSI).
Teknik ini sangat sesuai jika diterapkan pada kasus sperma yang mutu dan
jumlahnya sangat minim. Jika pada teknik IVF konvensional membutuhkan 50
ribu-100 ribu sperma untuk membuahi sel telur, maka pada teknik ICSI hanya
membutuhkan satu sperma dengan kualitas bagus. Dengan bantuan pipet khusus,
sperma kemudian disuntikkan ke dalam sel telur. Langkah selanjutnya juga serupa
dengan teknik IVF konvensional.
Menurut dr. Subyanto DSOG dan dr.
Muchsin Jaffar DSPK, tim unit infertilitas Melati, RSAB Harapan kita, di
Indonesia program bayi tabung dengan menggunakan teknik ICSI sudah mulai
dilakukan sejak tahun 1995. Dengan pemakaian teknik tersebut, keberhasilan bayi
tabung bisa mencapai 30%-40%.
Sejarah bayi tabung nampaknya tidak
akan berhenti sampai di sini. Dunia kedokteran akan terus berusaha
mengembangkan berbagai penelitian hingga didapatkan teknik bayi tabung yang
bisa memberikan tingkat keberhasilan yang paling memuaskan.
D.
Pemecahan Masalah
Proses Inseminasi Buatan ( bayi
tabung ) dilakukan untuk menolong pasangan suami – isteri yang tidak mungkin
memiliki keturunan secara alamiah disebabkan Tuba Falopi isterinya mengalami
kerusakan yang permanen.
Menurut Drs. Muhammad Djumhana, S.H.
Bayi Tabung pada suatu pihak merupakan hikmah. Dapat membantu pasangan suami –
isteri yang subur tetapi karena suatu gangguan pada organ reproduksi, mereka
tidak dapat mempunyai anak.
Keuntungan dari proses Inseminasi
Buatan ( Bayi Tabung ) yaitu untuk mempermudah melakukan pembuahan kepada
pasangan suami – isteri yang memiliki kesulitan untuk itu. Serta dapat
memberikan keturunan yang merupakan genetik dari suami dan isteri tersebut.
Kerugiannya sendiri adalah mendapat pandangan yang tidak etis apabila bahan pembuahan tersebut diambil dari orang yang sudah meninggal.
Kerugiannya sendiri adalah mendapat pandangan yang tidak etis apabila bahan pembuahan tersebut diambil dari orang yang sudah meninggal.
E.
Teknologi Bayi Tabung
Pengembangan teknologi bayi tabung
pada dasarnya ditujukan untuk membantu pasutri yang mengalami gangguan kesuburan
(infertilitas) sehingga kesulitan mendapatkan keturunan. Infertilitas
sebenarnya merupakan permasalahan global. Menurut data WHO, 167 (tidak termasuk
China) pasangan di dunia yang menikah dalam rentan umur 15-49 tahun mengalami
masalah infertilitas (2001). Dengan demikian, keberadaan teknologi bayi tabung
diharapkan bisa menjadi alternatif solusi untuk menyelesaikan permasalahan
tersebut.
Seiring dengan waktu, teknologi bayi
tabung semakin mengalami perkembangan yang sangat signifikan. Selama ini ada
tiga macam teknik bayi tabung yang sangat populer dilakukan. Pertama, teknik In
Vitro Fertilization (IVF). Pada teknik ini, 50ribu-100ribu sperma dipertemukan
dengan satu buah sel telur di dalam cawan petri yang berisi medium kultur
sehingga terjadi pembuahan. Teknik IVF diperkenalkan oleh Robert Edward,
seorang ilmuwan Inggris, pada tahun 1950-an. Ia melakukan riset bersama Patrick
Steptoe, seorang ahli bedah kandungan. Bayi pertama hasil pembuahan dengan
teknik ini adalah Louise Brown, seorang bayi perempuan, yang lahir pada tanggal
25 Juli 1978 di Inggris. Bayi tersebut bisa tumbuh normal bahkan sekarang telah
melahirkan anak laki-laki dengan proses persalinan yang normal. Hingga saat
ini, sudah ada sekitar empat juta orang di dunia yang terlahir dengan teknik
IVF. Kelebihan dari teknik IVF antara lain sangat mudah dilakukan, biayanya
relatif murah, dan tidak ada manipulasi pada sel telur (lebih bersifat alami).
Namun demikian kelemahannya jika sperma bermasalah maka sperma tidak akan mampu
menembus sel telur sehingga pembuahan tidak bisa terjadi.
Kedua, teknik Intra Cytoplasmic Sperm
Injection (ICSA). Teknik ini lakukan dengan menginjeksi satu sperma ke dalam
satu sel telur sehingga terjadi pembuahan. Kelebihan teknik ini sangat membantu
seorang suami yang mengalami kasus azoospermia (tidak adanya sperma yang keluar
bersama air mani) atau juga jumlah spermanya sangat sedikit dengan kualitas
yang jelek. Teknik ICSA harus didukung oleh sistim pengambilan sperma secara
langsung dari testis atau teknologi simpan beku sperma. Hanya saja teknik ini
sangat sulit dilakukan karena membutuhkan alat khusus yang disebut
micromanipulator sehingga membutuhkan biaya yang relatif lebih mahal.
Ketiga, teknik In Vitro Maturation
(IVM). Teknik bayi tabung ini merupakan teknik terbaru. Teknik tersebut
dilakukan dengan mematangkan dahulu sel telur di laboratorium baru kemudian
dibuahi. Tingkat keberhasilan teknik ini dinilai sangat memuaskan. Selain itu
prosedurnya juga sangat sederhana. Yakni dilakukan hanya pada satu siklus haid
saja sehingga bisa meminimalisasi penggunaan obat hormonal. Biayanya juga
relatif lebih murah jika dibandingkan dengan teknik IVF. Tidak mengherankan
jika teknik ini sangat diminati oleh negara-negara di dunia.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Proses Inseminasi Buatan / Bayi
Tabung memiliki dampak positif dan negatif bagi manusia.
2. Perkembangan Bayi Tabung dapat memberikan solusi dalam membantu pasangan – pasangan yang memiliki kesulitan untuk memiliki keturunan.
2. Perkembangan Bayi Tabung dapat memberikan solusi dalam membantu pasangan – pasangan yang memiliki kesulitan untuk memiliki keturunan.
B.
Saran
Perlu memperhatikan masalah pandangan
hukum dan agama dalam proses bayi tabung atau Inseminasi Buatan.
DAFTAR PUSTAKA
-
Webcerdas.blogspot.com
-
Wikipedia Bahasa Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar